SUATU ketika, Abu Bakar melihat seekor burung hinggap di kerimbunan sebuah pohon, lalu ia terbang lagi dan hinggap di puncak pohon. Abu Bakar berkata, “Bahagialah kau, hai burung, kau makan dari pepohonan, berlindung di kerimbunan pepohonan, dan terbang melayang sekehendakmu. Celakalah kau, wahai Abu Bakar.”
Ketika memuji kepada Allah, Abu Bakar berkata, “Ya Allah, Engkau lebih mengetahui diriku ketimbang diriku sendiri. Dan aku lebih mengetahui diriku dibanding mereka. Ya Allah, jadikanlah aku lebih baik dari sangkaan mereka, dan ampunilah aku atas segala hal yang tidak mereka ketahui, dan janganlah menyiksaku atas apa-apa yang mereka katakan tentangku.”
BACA JUGA: Abu Bakar Merasa Tak Layak Jadi Imam
Saking takutnya kepada Allah SWT ketika shalat, ia berdiri bagaikan tiang, yang tegap tak tergoyahkan karena kekhusyukannya. Karena rasa takutnya yang sangat besar kepada Allah ia sering menangis mengharapkan ampunan dari Tuhannya sehingga kadang-kadang bacaan shalatnya tidak terdengar jelas. Betapa besar rasa takutnya kepada Allah terlihat dari khutbah-khutbahnya di hadapan kaum muslim.
Awsath ibn Amr mengisahkan, “Ketika aku datang ke Madinah satu tahun setelah Rasulullah wafat. Aku mendengar Abu Bakar sedang berkhutbah di atas mimbar. la berkata, ‘Rasulullah berdiri untuk berkhutbah di hadapan kami pada tahun pertama. Tiga kali beliau memperingatkan manusia dan kemudian berkata, “Wahai manusia, memohonlah ampunan kepada Allah, karena Dia tidak memberikan kepada seseorang sesuatu yang lebih besar daripada pengampunan kecuali keyakinan, dan tidak ada lagi keraguan yang lebih besar daripada kekafiran. Selain itu, kalian harus jujur, karena kejujuran menunjuki kepada kebaikan dan keduanya mengarahkan ke surga. Jauhilah dusta, karena dusta menunjuki kepada kejahatan, dan keduanya mengarahkan ke neraka.”” Kemudian Abu Bakar melanjutkan khutbahnya, “Menangislah, karena jika tidak pernah menangis, kalian akan dipaksa menangis.”
BACA JUGA: Ketika Abu Bakar Putuskan Umar bin Khattab Sebagai Khalifah Berikutnya
Diriwayatkan bahwa suatu ketika Umar ibn Khattab r.a. melihat Abu Bakar melakukan sesuatu yang sangat menggetarkan hatinya. la melihat Abu Bakar menjulurkan lidah kemudian membetotnya dengan tangannya. Umar bertanya, “Apa yang kau-lakukan wahai Khalifah?”
“Benda inilah yang selama ini mendatangkan bencana kepadaku.” Betapa besar rasa takut al-Shiddiq kepada Tuhannya. []
Sumber: Kisah Hidup Abu Bakar AL-SHIDDIQ/ Penulis: Mustafa Murrad/ Penerbit: Zaman/ 2007