Dari Salman bin Amir Adh Dhabiyyi, dari Rasulullah, beliau bersabda: “Bila seseorang di antara kamu berbuka puasa, hendaklah dengan buah korma, bila tidak ada, maka berbukalah dengan air, sebab air itu suci,” (Hadits diriwayatkan oleh Imam Lima).
SHAUM Ramadhan merupakan ibadah wajib bagi setiap muslim. Kewajiban shaum dikenakan terhadap semua kalangan umat islam. Rukhsoh diberikan pada umat islam yang sakit parah, bepergian (safar), haidh dan Nifas.
Kewajiban ibadah ramadhan juga telah dibarengi dengan berbagai ibadah sunnah lainnya antara lain: shalat tarawih, tilawah Quran, mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka.
Berbukalah dengan yang kurang manis
Ibadah berbuka shaum merupakan salah satu anjuran dari Rasululllah sehingga selain dapat menjaga kesehatan, juga dapat mendapatkan pahala disisi Allah karena melaksanakan sunnah Nabi. Dalam sebuah hadits, Rasulullah menyebutkan beliau berbuka shaum dengan beberapa butir kurma segar (ratb). Kurma ini bersifat panas dan lembab, memiliki rasa sedikit manis.
Rasa manis yang sedikit ini disebabkan karena kandungan gula sederhana (glukosa) yang dimilki. Hal ini memiliki keuntungan bagi tubuh karena saat shaum, insulin dalam darah sedang turun. Sehingga ketika tubuh mendapat asupan makanan dengan kadar gula sederhana tidak terlalu tinggi, tubuh akan merespon dengan normal dan kadar insulin perlahan naik.
Namun beda kondisinya jika ketika berbuka kita mengonsumsi makanan yang teramat manis, misalnya manisan, sirup atau sejenisnya. Ketika makanan itu diserap ke dalam darah maka tubuh akan segera memproduksi insulin dalam jumlah besar.
Naiknya kadar insulin tubuh ini tentu membuat kerja kelejar pankreas akan semakin banyak. Banyak energi yang diperlukannya untuk memproduksi. Otomatis konsentrasi energi tubuh lebih diarahkan pada pembauatn insulin. Nah, setelah insulin naik, dan banyaknya gula sudah diatas kebutuhan, maka insulin segera mengubah gula ini menjadi glikogen yang akan disimpan dalam lemak di bawah kulit. Oleh karena itu jangan heran jika orang yang sering berbuka shaum dengan makanan manis mudah mengalami tumpukan lemak terutama di bagian perut dan pinggang.
Jika ruthab ini tidak ditemui, maka Rasulullah menggantinya dengan tamr (kurma kering). Kurma tamr bersifat panas dan kering. Sama dengan ratb, kurma ini tetap mengandung sedikit gula sederhana (glukosa). Hanya dari kelembaban, tamr lebih sedikit dibanding ratb, maka dalam mengonsumsinya harus dibarengi dengan konsumsi air.
Dan jika kurma tidak ada, maka Rasulullah mengonsumsi air. Air yang dimaksud adalah air minum bening yang belum dicampur dengan bahan lain termasuk teh, gula, susu, kopi, sirop dsb. Air bening memiliki fungsi untuk menetralkan keasaman lambung juga meminimalisasi gesekan pada permukaan saluran cerna akibat kosongnya makanan serta gerak peristaltis. Air juga berfungsi mempersiapkan dan menyalut saluran cerna agar siap menerima makanan yang lebih “kompleks” berikut menyiapkan usus untuk menyerap makanan secara optimal. Air juga dapat membuang sisa toksin yang mungkin tersisa di sepanjang usus. Secara Medis, air merupakan obat diuretik terbaik yang akan mengeluarkan sisa metabolisme dari tubuh terutama lewat sistem eksresi urin.
Jika yang dikonsumsi adalah air yang mengandung campuran maka proses ini akan kurang bekerja optimal. Misal banyaknya gula pada sirup atau jus, atau lemak pada susu dapat menjadikan tubuh “shock” serta menaikan kadar enzim atau insulin dalam waktu cepat. Hal ini sama saja kejadiannya dengan mengonsumsi makanan manis saat berbuka.
Tidak ada riwayat yang shahih bahwa Rasulullah maupun para sahabat makan makanan yang berlebih pada saat berbuka. [Sumber: klikbrc]