DI medan pertempuran Badar, perang berkecamuk dengan sengit. Saking sengitnya bertempur, pedang milik salah seorang sahabat patah.
Yaitu milik Ukkasyah. Nama lengkapnya adalah `Ukkasyah bin Mihshan bin Harsan al-Asadi. la berasal dari bani Abdu Syams. ‘Ukkasyah termasuk orang-orang yang pertama memeluk Islam (as-Sabiqunal Awwalun). la adalah salah satu pahlawan Islam yang lahir dari Perang Badar. Perang Badar adalah peristiwa besar dalam sejarah Islam, di mana para pembela Islam yang berjumlah 313 orang berhasil mengalahkan pasukan musuh yang jumlahnya tiga kali lipat.
Kaum Quraisy dipimpin oleh Abu Jahal. Mereka membawa 1.000 personel dengan ratusan unta dan kuda, serta persediaan bahan makanan yang memadai. Sedangkan kaum Muslimin hanya mengendarai dua ekor kuda dan 70 ekor unta yang ditunggangi secara bergantian. Perang ini terjadi dua tahun setelah peristiwa hijrah.
BACA JUGA: Tawanan di Perang Badar
Melihat pedang Ukkasyah patah, Rasulullah mendekati `Ukkasyah. Beliau mengulurkan sebatang ranting. “Berperanglah dengan ini, hai `Ukkasyah,” kata beliau.
‘Ukkasyah menerimanya. la gerak-gerakkan ranting itu seolah ia memegang sebilah pedang. Masya Allah dengan Kuasa Allah. Ranting itu berubah menjadi pedang sungguhan. Sehingga Ukkasyah bisa melanjutkan peperangan dengan pedang dari ranting itu. `Ukkasyah menamakan pedang itu dengan sebutan ‘al-Aun’.
Setiap kali bertempur, ia menggunakannya sebagai senjata. Atas izin Allah perang yang timpang itu dimenangkan oleh kaum Muslimin. Allah telah mengirimkan para malaikat untuk membantu pasukan Islam.
Di lain kisah, `Ukkasyah bin Mihshan disebut sebagai lelaki surga. Ketika itu Rasulullah tengah bercerita di tengah-tengah para sahabat ia berkata, “Sesungguhnya tujuh puluh ribu orang dari umatku akan masuk surga tanpa hisab. Wajah mereka akan bersinar seperti indahnya bulan purnama.”
Mendengar cerita Rasulullah para sahabat terdiam takjub. Dalam hati, mereka ingin menjadi bagian dari orang-orang yang beruntung itu. Begitu pun `Ukkasyah. Keinginan hatinya menggebu-gebu. Maka ia pun memberanikan diri berdiri sambil mengangkat nimarah (kain selimut). “Wahai Rasulullah, doakan aku menjadi bagian dari mereka!”
“Engkau adalah bagian dari mereka,” jawab Rasulullah.
BACA JUGA: Enam Fakta Perang Badar
‘Ukkasyah berseri-seri. Adalah rahmat dan anugerah maha besar yang diterima seorang hamba manakala ia masuk surga dengan cepat. Melihat keberhasilan `Ukkasyah, beberapa sahabat mendekati Rasulullah dan menginginkan doa yang sama. Sayang, hanya ‘Ukkasyah yang mendapatkan kesempatan emas. la yang terpilih lantaran Allah telah menggerakkan hatinya untuk menjadi yang pertama memohon doa kepada Rasulullah.
Alangkah beruntungnya `Ukkasyah. Dia tak menyia-nyiakan kesempatan. la memanfaatkan waktu yang demikian pendek menjadi waktu paling berharga dalam hidupnya. []
Sumber: 77 Cahaya Cinta di Madinah/ Penulis: Ummu Rumaisha/ Penerbit: al-Qudwah Publishing/ Februari, 2015