RASULULLAH SAW seringkali mendapatkan gangguan dari kafir Quraisy ketika mendakwahkan Islam. Kafir Quraisy tidak pernah rela Rasulullah SAW menyebarkan agama Islam. Mereka berkeras kepala bahwa agama nenek moyangnyalah yang paling benar. Namun gangguan kafir Quraisy tidak pernah sedikitpun menghentikan perjalanan dakwah Nabi.
Diceritakan pada suatu hari Urwah bin az-Zubair bertanya kepada Abdullah bin Amr bin al-Ash, “Berapa sering engkau lihat orang-orang Quraisy mengintimidasi Rasulullah SAW karena ia menampakkan permusuhannya?” Abdullah bin Amr berkata, “Aku pernah melihat dalam sebuah majelis mereka, pada suatu hari pembesar-pembesar mereka berkumpul di Hijir Isma’il. Mereka memperbincangkan Rasulullah SAW.
BACA JUGA: Kebersamaan Orang Tua Nabi hanya Sepuluh Hari
Mereka berkata, “Kita tidak pernah melihat kesabaran kita dalam menghadapi sesuatu, lebih besar kecuali terhadap orang ini (Muhammad SAW). Ia menganggap bodoh orang-orang pintar kita, menghina bapak-bapak kita, mencela agama kita, memecah belah persatuan kita, dan mencela Tuhan-Tuhan kita. Sungguh kita telah sabar kepadanya atas suatu perkara yang besar.”
Ketika mereka sedang berbincang-bincang seperti itu, muncullah Rasulullah SAW berjalan. Beliau mengusap rukun Yamani. Sambil mengelilingi Baitullah, beliau melewati mereka. Ketika mereka melihat Nabi SAW lewat, kafir Quraisy menghinanya dengan kata-kata kasar dan menyakitkan.
BACA JUGA: Inilah Sederet Dokter Muslimah di Masa Nabi Muhammad SAW
Abdullah bin Amr melanjutkan, “Aku mengetahui hal itu dari ekspresi wajah Beliau. Kemudian Beliau berlalu. Ketika Beliau melewati mereka untuk kali kedua, mereka kembali mencelanya seperti semula. Dan aku bisa mengetahui hal itu dari wajahnya. Beliau tetap berlalu (tidak mempedulikannya). Lalu Beliau melewati mereka untuk kali ketiga, mereka kembali mencelanya seperti semula. Maka Rasulullah SAW bersabda,
‘Dengarlah wahai orang-orang Quraisy, demi Dzat yang jiwa Muhammad ada dalam genggamannya, sungguh aku datang untuk menyembelih kalian!’
Maka kata-kata itu menjadikan mereka ngeri. Sehingga, tidak ada seorang pun dari mereka kecuali seakan-akan di atas kepalanya ada seekor burung yang hinggap.” (HR. Ahmad 6739).
Begitulah saking terdiamnya, burung pun bisa hinggap karena mengira mereka patung. []
SUMBER: KISAHMUSLIM