ALLAH telah memberikan fitrah bagi kedua orang tua untuk mencintai anaknya, menyayangi dan memerhatikan urusannya. Seandainya tidak ada rasa cinta bagaimana orang tua bisa bersabar untuk menjaga, merawat, dan mendidiknya.
BACA JUGA: Cinta Haritsah kepada Allah dan Rasulullah
Adalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam apabila putrinya Fathimah masuk ke dalam rumah, beliau menyambut dan menghampiri anaknya kemudian menciumnya seraya beraya berkata, “Selamat datang wahai putriku.” Kemudian beliau mendudukkannya di tempat duduk beliau. Itulah sikap lemah lembut dan kecintaan luar biasa yang mengisi hati Rasulullah sebagai seorang ayah.
Untuk itulah kita dapatkan bahwa Rasulullah adalah contoh, teladan dan panutan bagi semua manusia. Kecintaannya kepada putri-putrinya dan keluarganya adalah sebaik-baiknya contoh, yang mana Rasulullah bergaul dengan anak-anaknya sebagai seorang ayah yang memiliki sifat lembut, saying, tulus, penuh perhatian dan kecintaan.
Ummul Mukminin ‘Aisyah berkata, “Ada seorang Arab yang datang kepada Rasulullah dan berkata: “Sesungguhnya anda mencium anak-anak anda padahal kami tidak pernah mencium mereka? Maka Rasulullah bersabda, “Apa yang dapat aku perbuat jika Allah telah mencabut kasih sayang dalam hatimu?”
BACA JUGA: Aisyah Ceritakan Kebiasaan Rasulullah di dalam Rumah
Dan diriwayatkan oleh Abu Hurairah, ia berkata: “Rasulullah mencium hasan bin Ali, sedangkan di sisinya ada Al-Aqra’ bin Hajis At-Tamimi. Maka berkatalah Al-Aqra’, “Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak namun belum pernah aku mencium salah seorang di antara mereka.” Maka Rasulullah mengarahkan pandangannya dan bersabda, “Barangsiapa yang tidak menyayangi maka tidak akan disayang.”
Kecintaan dan kasih sayang beliau kepada anak-anak tidak hanya untuk putra putrinya saja, namun juga kepada semua anak, dan umumnya untuk seluruh manusia. Semua itu pertanda tinggi dan sucinya apa yang ada di dalam hati Rasulullah, dan mengajarkan kita untuk selalu saling mengasihi dan menyayangi. []
Sumber: Syaikh Mahmud Al-Mishri. Dzulqa’dah 1437 H. Biografi 35 Shahabiyah Nabi. Jakarta Timur: Ummul Qura.
[1] Al-Bukhari dalam Al-Adab pada bab “Menyayangi Anak dan Menciumnya (VII/75) dan Muslim dalam Al’Fadhail pada Bab “Kasih Sayang Rasulullah Terhadap Anak-Anak dan Keluarga”, hal. 2317.
[2] Al-Bukhari dalam Al-Adab pada bab “Menyayangi Anak dan Menciumnya (VII/75) dan Muslim dalam Al’Fadhail pada Bab “Kasih Sayang Rasulullah Terhadap Anak-Anak dan Keluarga”, hal. 2318.