TANDA yang terjadi sebelum hari kiamat salah satunya adalah api yang keluar dari kawah Aden, yang menggiring manusia ke tempat mereka dihimpun.
Dalam shahih al-Bukkhari, dari Anas RA disebutkan bahwa Abdullah ibn Salam mengetahui kedatangan Rasulullah SAW ke Madinah (Hijrah). Ia pun menemui nabi untuk menanyakan beberapa hal. Dia berkata, “Saya akan menanyakan tiga masalah, apa tanda pertama kiamat?” Rasulullah SAW menjawab, “Tanda pertamanya adalah api yang menghimpun manusia dari timur ke barat.”
Dalam Sunan at-Turmudzi diriwayatkan dari Abdullah ibn Umar RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sebelum kiamat, akan keluar api dari Hadhramaut yang menghimpun manusia.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulllah, apa yang harus kami lakukan saat itu?” Jawab beliau, “Jangan pergi Syam.”
BACA JUGA: 5 Pertanyaan tentang Permulaan Akhir Zaman yang Harus Diketahui
Rasulullah SAW telah menceritakan bagaimana cara api itu mengumpulkan manusia. Dalam shahih al-Bukhari diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda, “Manusia akan dihimpun dalam berbagai keadaan: rindu, takut, dua orang menunggang satu unta, tiga orang menunggang satu unta, empat orang menunggang satu unta, sepuluh orang menunggang satu unta, dan yang lain dihimpun oleh api yang duduk kalau mereka duduk, diam kalau mereka diam, berada di pagi hari kalau mereka berada di pagi hari, dan berada di sore hari kalau mereka berada di sore hari.”
Dalam Musnad Ahmad, Sunan at-Turmudzi, dari Mustadrak al-Hakim diriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Muawiyah ibn Hidah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kalian akan dihimpunkan dalam keadaan berjalan kaki atau berkendaraan, atau dtarik dari muka-muka kalian di sini,” sambil beliau menunjuk kea rah Syam.
Yang terakhir dihimpun oleh api itu adalah dua orang gembala dari Muzayyanah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Ahmad, dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda, “Madinah akan tetap baik seperti sebelumnya, tidak diserang kecuali oleh yang ringan-ringan (dari binatang buas dan burung).
Yang terakhir dhimpun adalah dua orang gembala dari Muzayyanah. Mereka dibangunkan oleh kambing mereka, kemudian mereka mendapatinya menjadi buas hingga setelah mereka sampai ke tengah bukit, mereka terkapar dengan muka ke tanah.”
Negeri yang menjadi tempat penghimpunan oleh api itu adalah Syam (Siria). Dalam kitab Fadha’il asy-Syam karangan ar-Rab’I diriwayatkan dari Abu Dzar dengan sanad shahih bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Syam (Siria) adalah negeri penghimpunan dan penyebaran.” Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya, Ibn Majah dalam Sunan-nya, dan ar-Rab’I dalam Fadha’il asy-Syam dari Maimunah binti Sa’ad.
Sebagian ulama mengatakan bahwa penghimpunan ini terjadi di akhirat. Al Qurthubi menisbahkan pendapat itu kepada al-Hulaimi dan Abu Hamid al-Ghazali.
Al-Khithabi, ath-Thubi, al-Qadhi ‘Iyadh, al-Qurthubi, Ibn Katsir, dan Ibn Hajar berpendapat bahwa penghimpunan ini terjadi di akhir umur dunia, ketika api dibangkitkan dari kawah Aden, dan manusia dihimpunkan ke negeri Syam.
Ibn Katsir mengomentari hadis-hadis itu:
Konteks hadis-hadis itu menujukkan bahwa penghimpunan ini adalah penghimpunan orang-orang yang hidup di akhir umur dunia, dari luar tempat penghimpunan di daerah Syam (Siria). Mereka ada tiga golongan.
Golongan pertama dihimpun sambil makan, berpakaian dan naik kendaraan. Golongan kedua terkadang berjalan dan terkadang berkendaraan. Mereka bergantian naik satu unta, sebagaimana telah disebutkan dalam shahih al-Bukhari dan shahih Muslim: dua orang menunggang satu unta, tiga orang menunggang satu unta, empat orang menunggang satu unta, sepuluh orang menunggang satu unta.
Artiya, mereka naik bergantian karena tempat yang sempit, sebagaimana telah dijelaskan dan ditafsirkan oleh hadis yang lain. Golongan ketiga dihimpun oleh api yang keluar dari kawah Aden yang mengepung manusia dari belakang mereka dan menggiring mereka dari semua arah ke tempat penghimpunan. Orang yang tertinggal akan dimakan oleh api tersebut.
BACA JUGA: Akhir Zaman Terjadi Jika 15 Perkara Ini Sudah Dilakukan
Semua itu menunjukkan bahwa ini terjadi di akhir umur dunia, pada saat masih ada makan dan minum, naik kendaraan di jalan darat, dan lain-lain, dan ketika orang-orang yang tertinggal rombongan dimakan oleh api itu.
Kalau ini terjadi setelah tiupan kebangkitan, maka tidak ada lagi kematian dan naik kendaraan di tanah keras, tidak ada lagi makan dan minum maupun memakai pakaian. Anehnya, Abu Bakar al-Baihaqi, setelah meriwayatkan kebanyakan hadis ini, menafsirkan berkendaraan ini pada hari kiamat. Ia mendukung pendapatnya itu dan melemahkan pendapat kami dengan menggunkana dalil, “Hari ketika Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa menghadap Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat, dan Kami halau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga.”
Bagaimana dia dapat menganggap benar pendapatnya dalam menafsirkan ayat itu dengan hadis tersebut, padahal di dalam hadis itu disebutkan “dua orang menunggang satu unta, tiga orang menunggang satu unta, empat orang menunggang satu unta, sepuluh orang menunggang satu unta,” dan ada penegasan eksplisit bahwa mereka naik bergantian karena tempat yang sempit? Pendapatnya tidak sesuai degan fakta ini. Wallahu a’lam. []
Sumber: Ensiklopedia Kiamat/ Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi