KETIKA Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menganalogikan Mukmin yang membaca Al-Quran dan Mukmin yang tidak membaca Al-Quran, beliau berkata, “Mukmin yang membaca Al-Quran bagaikan buah utrujah, baunya wangi dan enak rasanya. Sedangkan Mukmin yang tidak membaca Al-Quran ibarat kurma, tidak berbau tapi enak rasanya,” (HR Bukhari-Muslim).
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim Nafi’ bin al-Harits menemui Umar. Saat itu, Umar telah mengangkat Nafi’ sebagai gubernur Mekah.
BACA JUGA: Kisah Yahudi yang Coba Menjebak Rasulullah
Umar bertanya, “Siapa yang kamu angkat untuk memimpin penghuni lembah ini?”
“Ibnu Abzi.”
“Siapa Ibnu Abzi?”
“Dia salah seorang budak kami.”
“Kamu mengangkat seorang budak sebagai pemimpin?”
“Ia memahami al-Quran dan menguasai faraidh (ilmu waris).”
BACA JUGA: Sering Dimasak Aisyah dan Disukai Rasulullah SAW, Apa Itu Tsarid?
Umar berkata, “Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Sungguh, dengan kitab ini Allah mengangkat derajat suatu kaum dan dengannya pula Allah merendahkan kaum yang lain.” (HR Muslim)
Adapun tentang diangkatnya derajat seseorang di surga, Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dikatakan kepada orang yang membaca Al-Quran, bacalah, naiklah, dan bacalah dengan tartil sebagaimana kami membacanya di dunia. Sungguh, kedudukanmu ada di akhir ayat yang kamu baca.” (HR At-Tirmidzi) []
Sumber: Siapa Bilang Bersedekah Harus Tunggu Kaya?/Karya: Wajih Mahmud/Penerbit: Hikmah