KAFIR Quraisy, tidak pernah senang dengan perkembangan dakwah Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam. Mereka senantiasa melakukan berbagai cara untuk menghentikan perluasan Islam.
Pada tahun ke2 hijriyah, orang-orang kafir Quraisy berangkat ke Madinah dengan tujuan untuk menghancurkan kaum Muslim. Mereka membawa pasukan yang berjumlah 1000 orang.
BACA JUGA: Rasulullah Bikin Kaum Kafir Quraisy Diam Mematung
Mendengar hal ini, Rasulullah menyiapkan pasukan lalu berangkat ke Makkah melalui jalur utama. Pasukan Muslim hanya berjumlah 314 orang. Pertempuran ini terjadi di Badar sehingga kelak dikenal dengan sebutan perang Badar.
Ketika dalam perjalanan menuju Makkah, dan kaum Muslim sampai di Harrah Al-Wabarrah, datang seorang pria yang terkenal pemberani memohon izin untuk menemui Rasulullah dengan tujuan untuk ikut bergabung dengan beliau. Betapa gembira kaum Muslim mendengar maksud orang itu. Mereka pun segera mengantarkannya kepada beliau. Setelah berbagi sapa dengan beliau, orang itu berkata, “Wahai Muhammad! Saya datang untuk mengikutimu dan memenangkan perang di pihakmu!”
Mendengar pernyataan yang menggembirakan tersebut, sejenak Rasulullah diam merenung. Dan, beberapa saat kemudian, beliau bertanya kepada orang itu,”Apakah engkau beriman kepada Allah dan Rasul-Nya?”
“Tidak!” jawab orang itu.
“Kembalilah engkau, karena aku tidak memerlukan bantuan orang musyrik,” ujar beliau.
Orang itu pun memohon diri dan berlalu. Kemudian, ketika iring-iringan pasukan di bawah pimpinan Rasulullah itu sampai di dekat sebuah mata air, orang itu muncul lagi dan menemui beliau dengan tujuan yang sama seperti sebelumnya. Beliau pun bertanya kepada orang itu dengan pertanyaan yang serupa dengan pertanyaan sebelumnya. Begitu mendengar orang itu memberikan jawaban yang sama dengan jawabannya sebelumnya, beliau pun berkata kepadanya, “Kembalilah engkau, karena aku tidak memerlukan bantuan orang musyrik.”
BACA JUGA: Umar bin Khattab, Wanita Quraisy dan Setan pun Segan padanya
Orang itu pun memohon diri dan berlalu. Kemudian, ketika iring-iringan pasukan kaum Muslim tiba di Al-Baidha’, orang itu muncul kembali dan menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau pun mengajukan kepadanya pertanyaan sebagaimana pertanyaan beliau sebelumnya, “Apakah engkau beriman kepada Allah dan Rasul-Nya?”
“Ya, wahai Rasulullah!” jawab orang itu penuh semangat.
“Kalau begitu, engkau boleh menyertai kami ke medan pertempuran,” jawab beliau sambil tersenyum. []
Referensi: Mutiara Akhlak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam/ Penulis: Ahmad Rofi’ Usmani/ Penerbit: Mizan/ Maret, 2006