LAYAKNYA manusia, Rasulullah SAW juga dapat wafat akibat sebuah penyakit atau pun diracun. Nah, masalah wafatnya manusia paling agung ini, ada yang mengatakan bahwa Nabi SAW wafat karena diracun. Benarkah demikian?
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Makanan yang beracun di Khaibar sering menimbulkan rasa sakit bagiku. Lambung dan saluran ke jantung terasa pedih teriris-iris.”
BACA JUGA: Kita Bukanlah Seperti Rasulullah
Wafatnya Rasulullah bukan akibat sakit dari makanan beracun yang disuguhkan untuk beliau di Khaibar oleh orang-orang Yahudi. Walaupun, memang rasa sakit itu masih terasa hingga beliau wafat.
Kedudukan Rasulullah tidak mungkin lebih rendah daripada para sahabat beliau yang telah mati syahid yang tetap hidup dan memperoleh rezeki dari Allah.
Apakah tidak sepatutnya Rasulullah juga mencapai kedudukan itu dengan mati syahid? Allah membiarkan sakit akibat dari racun musuh (kaum Yahudi) sesudah perang Khaibar pada Rasul dan hamba-Nya itu.
Mati syahid bisa akibat melemahnya kesehatan tubuh, terbakar hidup-hidup, atau tenggelam.
BACA JUGA: Kabar Duka Untuk Ibunda Rasulullah
Allah ingin menyucikan hamba-Nya yang dicintai itu dengan kematian yang demikian. Banyak orang menganggap kematian demikian akibat murka Allah. Tidak selalu benar. Allah mungkin saja memberikan kematian demikian bagi hamba yang dicintai dan diridhai-Nya. []
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani Jakarta (2007)