RAYA Al-Hassan secara resmi mengambil alih posisi Menteri Dalam Negeri Libanon. Ia menjadi Menteri Arab wanita pertama yang bertanggung jawab atas keamanan internal, pada hari Rabu pekan lalu.
Hassan menjabat sebagai bagian dari pemerintahan baru yang ditunjuk setelah sembilan bulan mengalami kebuntuan.
Menteri dalam negeri adalah satu dari empat wanita dalam kabinet dengan 30 anggota baru, yang merupakan rekor tertinggi untuk perwakilan politik perempuan di Lebanon.
BACA JUGA: Dina Powell, Wanita Arab Pertama di Era Trump
Selain Hasan, Violette Safadi ditunjuk sebagai menteri untuk urusan wanita, sebuah jabatan yang sebelumnya dipegang oleh seorang pria. Sementara May Chidiac diangkat sebagai menteri negara untuk pengembangan administrasi, dan Nada Bustani diangkat sebagai menteri energi dan air.
Faksi-faksi lawan politik Lebanon sendiri tidak menyetujui pembentukan pemerintah baru sejak pemilihan parlemen negara itu pada bulan Mei.
Saad Hariri dalam masa jabatan ketiga sebagai Perdana Menteri, mengumumkan pembentukan kabinet baru yang terdiri dari anggota dari berbagai faksi politik, termasuk mereka yang bersekutu baik dengan Hariri dan para saingan Hizballah-nya. Dimulai pada 31 Januari 2019.
Sebelum pengangkatannya, Hassan memimpin Zona Ekonomi Khusus Tripoli, dan sebelumnya menjabat sebagai menteri keuangan yang pertama di wilayah tersebut. Sebelumnya dalam karirnya, ia bekerja di kementerian keuangan, ekonomi dan perdagangan. Dan juga dalam program-program pembangunan ekonomi di PBB. Dia adalah anggota aliansi 14 Maret yang dipimpin oleh Hariri.
Langkah pertamanya sebagai menteri dalam negeri adalah menghilangkan sejumlah penghalang besar, yang dibuat untuk tujuan keamanan. Hal ini diyakini telah lama menghambat arus lalu lintas yang stabil di Beirut tengah. Dia juga berjanji untuk menangani kekerasan terhadap perempuan, serta akan bekerja pada isu-isu lingkungan dan reformasi.
BACA JUGA: Qatar Serahkan Bantuan bagi Pengungsi Suriah di Lebanon
Perdana Menteri Hariri telah berjanji untuk memprioritaskan mengatasi krisis ekonomi yang sedang berlangsung di Libanon. Dia menyebut kabinet baru itu sebagai “cerminan dari citra Lebanon pada 2019” dan Hassan mengklaim bahwa pengangkatannya ke dua “kementerian” yang sulit “menunjukkan kepercayaan Hariri pada kemampuan perempuan”. []
SUMBER: ALARABY.CO.UK | REDAKTUR: LARAS SETIANI