Oleh: Arief Siddiq Razaan
SUAMIKU, sebaik-baik ucapan ialah ketika engkau melafazkan firman Allah dalam Al-Qur’an, sungguh akan lebih terdengar merdu ketika anak-anak kita engkau ajarkan mengeja Alif, Ba, Ta dengan penuh kesabaran. Insya Allah dirimu terlihat lebih tampan, sebab aura kalam suci memancar di wajahmu hingga terlihat begitu rupawan.
Suamiku, sebaik-baiknya pakaian yang kaukenakan ialah kemeja koko, kain sarung dan sebuah peci/sorban, lalu engkau ajak diriku sahalat malam untuk bermusyawarah dengan Allah memohon keberkahan, setelah itu engkau berikan aku kuliah subuh perihal menjadi istri teladan, lalu kita sama-sama kembali ke peraduan, dengan debar cinta, kasih, sayang menggemuruh jiwa dan badan.
Suamiku, sebaik-baiknya rekreasi ialah saat engkau mengajakku ke rumah mertua dan kita mohon doa keselamatan. Setelah itu kita bertanya adakah mereka masih diberi kesehatan. Jika diperkenankan aku ingin memijat ibu mertua sebagai seorang menantu idaman. Bertakdir memuliakan perempuan yang telah melahirkanmu sebagai sosok lelaki rupawan, hingga Allah menakdirkanmu menjadi sosok suami teladan.
Suamiku, sebaik-baiknya pujian ketika pagi sebelum kerja engkau berujar; “Masakan istriku selalu lezat dan menggugah selera makan,” lalu engkau makan dengan lahap sembari bersyukur atas menu yang kuhidangkan. Setelah itu engkau minta bekal untuk makan siangmu di pekerjaan. Sebab bagimu; “Masakan istri ialah ramuan ajaib untuk menambah nutrisi badan dan penyehat ikatan perkawinan.” []
II 10.12.2014