• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 12 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Rekonstruksi Keadilan: Diskursus Pendidikan Nasional

Oleh Rifki M Firdaus
7 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Foto: Eneng Susanti/Islampos

Foto: Eneng Susanti/Islampos

6.5k
BAGIKAN

Oleh : Muhammad Arsyad Arifi
Aktivitas Pemuda Muhammadiyah DIY, arsyadarifi@gmail.com

 

KETIKA membuka mata dan melihat media terutama kanal berita, mainstream yang disuguhkan tak lain adalah berita tentang kriminalitas, life style, dan kisah-kisah kaum marjinal. Akan tetapi, mayoritas headline dalam media adalah bab kriminalitas. Baik kriminalitas secara “an sich”, atau kriminalisasi oknum pemerintah terhadap suatu golongan. Seperti halnya kita dapati kasus-kasus aktual, seperti kasus penyiraman air keras kepada penyidik KPK Novel yang bersikeras mengungkap kasus tersebut. Selain itu kematian mendadak saksi kunci, Johannes Marliem kasus tersebut juga mencengangkan publik.

Selain itu, kasus beras maknyuss sebagai beras lokal yang “dilibas” oleh oknum pemerintah serta impor besar-besaran garam oleh Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita hingga mematikan petani garam mewakili ekonomi. Juga pembangunan megaproyek Meikarta oleh pengusaha Asing yang tanpa izin terus berjalan.

ArtikelTerkait

Leasing, Benarkah Mengandung Praktik Riba?

Ihwal Perilaku Shadenfreude

5 Penyebab Susah Cari Kerja di Zaman Ini

Penyebab “Setrum” antara Pria dan Wanita Makin Tinggi

Yang terakhir, kasus adu domba pemerintah antara ormas Muhammadiyah dan NU dengan diviralkannya video, “Bunuh mentrinya !!” Mengingatkan kita pada politik devide at empera kolonialisme Belanda. Seolah kita terjajah di negeri sendiri dan pedihnya pelaku penjajahan adalah elit politik sendiri. Sampai Yusril Ihza Mahendra mengatakan bahwa dalam pembubaran HTI pemerintah memiliki tendensi untuk berkarakter militeristik. Padahal dunia melawannya.

Begitu sulit berdaulat di negeri sendiri, padahal Bung Karno telah mewasiatkan trisaktinya yang terdiri dari,

A. Berdaulat secara politik

B. Mandiri secara ekonomi

C. Berkepribadian secara budaya

Optimisme Bung Karno, agaknya merupakan utopia di rezim ini. Dari fakta-fakta yang telah tersaji, banyak diskusi-diskusi yang dilakukan oleh LSM, ormas, maupun oleh pemerintah itu sendiri.

Diskusi membangun keadilan struktural juga mengingatkan penulis saat berbincang-bincang dengan Dr. Adian Husaini, Direktur Pascasarjana UIKA Bogor, dan founder Institute For The Study of Islam and Civilization (INSIST).

Ada beberapa poin yang harus disoroti dalam diskusi tersebut yakni,

Advertisements

1. Orientasi Diri

“Problem utama manusia ada di dalam dirinya, kita harus berbuat adil,” Syed Muhammad Naquib Al-Attas

Adil menurut fuqaha adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Begitupula menempatkan diri kita ini pada tempat yang semestinya. Posisi kita adalah sebagai makhluk yang diciptakan Allah SWT di zaman primordial yang bertujuan untuk menyembahnya (QS. Adz-Dzariyat: 56) maka dari itu kita harus menempatkan posisi kita di bawah Khaliq yang menguasai segalanya.

Peradaban barat, pasca reinessance cenderung menuhankan manusia. Sains menggantikan tuhan, gereja dijual, para pastur diburu. Filsafat Humanistik JJ. Rosseau, Abraham Maslow, Combs merupakan penggagasnya. Di tabi’ kan oleh Sigmund Freud, Karl Marx, Lenin, Tsar Alexander. Akibatnya manusia berkehendak semena-mena. Seperti Fir’aun, yang berkata. “Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku” (QS. Al-Qashas: 38)

Maka dari itu sebelum sampai ke dalam ranah negara, manusia harus mampu berbuat adil, memposisikan dirinya sebagai makhluk, yang tunduk patuh kepada aturan khaliq, baik itu dalam agenda dirinya, keluarganya, dan masyarakat. Setelah mampu berbuat adil hingga masyarakat. Orang tersebut dapat membuat suatu negara menjadi adil. Sesuai dengan cita-cita “Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur”

2. Sistem Pendidikan

“Suatu bangsa tidak akan maju, jika tidak ada guru yang ikhlas mendidik bangsa, ” Mohammad Natsir (Pendiri NKRI).

Menurut beliau, sebab primer yang menyebabkan kerusakan struktural di Indonesia adalah pendidikan. Pendidikan yang diadopsi dari Barat tidak sepenuhnya relevan bagi Indonesia. Pendidikan ala Paolo Freire amat bebas. Menitik beratkan pada kognisi adalah corak pendidikan Barat.

Sebagai negara yang memiliki wisdom yang membudaya, Indonesia tidak bisa berpikir pragmatis seperti itu. Kalau dipaksakan hasil akhirnya akan kurang maksimal. Indonesia adalah negara adil dan beradab yang keduanya merupakan “emanasi” dari sila Ketuhanan yang Maha Esa.

Solusi beliau adalah membumikan pendidikan akhlak. Sesuai Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka dari itu akhlak harus diutamakan dalam pendidikan.

Sebagai contoh dalam katalogisasi intra kulikuler dan ekstra kulikuler. Pendidikan moral dan agama serta penilaian afektif menjadi syarat mutlak kelulusan dan masuk dalam kegiatan intrakurikuler. Sedangkan ilmu-ilmu seperti Matematika, Sains dan Bahasa bukan menjadi masalah besar jika nilai tidak mencapai KKM. Hal ini bertujuan untuk mengikis dekadensi moral yang berhujung pada rusaknya negara ini.

3. Materi Pendidikan

“Barat menganut metodhological secularism, jika bukan berarti metodhological atheism,” Prof. Dr. Kuntowijoyo.

Pembunuhan Tuhan di barat, merupakan tradisi keilmuan yang sangat mengerikan. Kata Sigmund Freud, pendiri psikoanalisa, “Agama merupakan suatu neurosis masal, ilusi yang secara klinis justru berbahaya”

Ilmu kehilangan hakikatnya untuk membangun manusia, karena di barat ilmu tersebut menghilangkan kemanusiaannya itu sendiri. Banyak ilmuwan yang tersesat dalam pemikirannya sendiri. Seperti Nietzsche yang menganggap hidupnya tragedi. Selain itu banyak ilmuwan yang bunuh diri seperti Alan Turing, Wallace Carrothers, George Eastman dan masih banyak lagi.

Pemerintah harus berusaha menyelaraskan ilmu yang ada dengan tujuan pendidikan nasionalnya. Satu-satunya cara adalah dengan Islamisasi Ilmu karena nilai moral yang berujung pada ketakwaan kepada tuhan yang maha esa hanya dalam Islam. Ilmu-ilmu esakta dan sosial perlu direkonstruksi agar mendapatkan tujuan ilmu sendiri, yakni “ziyadah iman ila rabbihi” atau menambah iman pada tuhannya. (Syed Muhammad Naquib Al-Attas)

Jika terwujud, hilanglah perspektif asal mula manusia ini dari monyet atau Darwinisme. Derajat manusia akan lebih tinggi dari binatang. (QS. Al-Mu’minun : 14) Kebutuhan bukanlah makan, sandang, dan tempat tinggal akan tetapi adalah beribadah karenanya masyarakat tidak saling membantai berebut makanan. (QS. Adz-Dzariyat : 56) Selain itu kemerdekaan Indonesia tidak hanya karena kesamaan penderitaan, karena jika telah merdeka mereka akan berebut kekuasaan karena penderitaan telah hilang. Akan tetapi karena perjuangan melawan penjajah merupakan fatwa wajib yang diserukan oleh Choedrotus Syaikh Hasyim Asy’ari, dan berkat ulama-ulama lain yang telah berdarah mempertahankannya, jadi kita akan senantiasa berjihad melawan nafsu untuk berbuat kriminal (QS Al-Hasyr : 18)

Ketika telah dirumuskan ilmu yang sesuai dengan hakikatnya, karakter dan iman takwa akan terwujud. Kebejatan moral akan terkikis dan semakin termarginalkan oleh orang-orang yang beradab. Pada akhirnya Indonesia akan kehilangan para koruptor, kriminal berdasi, dan kriminal bertato.

4. Perangkat Pendidikan

Perlu diketahui bahwa pasca peristiwa pengeboman atom oleh Amerika di Nagasaki dan Hiroshima orang Jepang memprioritaskan guru sebagai orang yang pertama kali harus di selamatkan.

Guru adalah orang terpenting kedua setelah para nabi, “Ulama adalah pewaris para nabi.” (HR Tirmidzi)

Akan tetapi kini banyak kasus amoral yang bersarang di institusi pendidikan, spertihalnya kasus pencabulan murid oleh guru di Bantul baru-baru ini. Guru berinisial “P” memperkosa muridnya sebanyak sepuluh kali hingga hamil. Tindakan asusila yang “diajarkan” oleh guru tentunya berimplikasi langsung pada murid. (DetikNews 10/07/17)

Maka dari itu Islam mengenalkan konsep uswah. Akhlak dan yurisprudensi Islam merupakan idealisme yang realistis. Nabi SAW adalah contoh sempurnanya (QS.Al-Ahzab: 21). Berbeda dengan Sosialisme dan Demokrasi yang gagal mencapai puncak idealnya bahkan di negara penggagas sekalipun.

Sebagai pewaris nabi, seorang guru juga harus mewarisi akhlak nabi. Nabi adalah seorang manusia biasa yang akhlaknya dapat ditiru oleh siapa saja. Ketika guru mengikuti nabi, tidak lagi terdengar Indonesia mengalami krisis teladan. Akhirnya tujuan pendidikan nasional pun tercapai

Keempat hal diatas merupakan formulasi membangun Indonesia yang berkeadilan. Dr. Adian Hussaini juga menambahkan, “Ketika keempat hal di atas secara masif dilakukan, dan pendidikan akan selaras dengan tujuannya, maka di tahun 2045 Indonesia akan melebihi Amerika dan China.” Wallauhua’lam bishawab. []

Tags: DiskursusKeadilanNasionalpendidikanRekontruksi
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Surat Kecil untuk Saudariku

Next Post

Ketika Jagoan Kecil Kita Jatuh Cinta

Rifki M Firdaus

Rifki M Firdaus

Terkait Posts

Leasing

Leasing, Benarkah Mengandung Praktik Riba?

23 April 2025
Musailamah al-Kazzab, Tipe Manusia di Akhir Zaman, ibadah, Sifat Sumber Dosa, Orang yang Tidak Diajak Bicara Allah, Paradoks, syahwat, Muhammadiyah, InsyaAllah, takdir, Nasihat Ibnul Qayyim, Hisab, Buruk, Keutamaan Tauhid, Macam Cemburu, Tauhid, sumpah palsu, Politik, Fitnah, Perkara Akhir Zaman, dosa, pengangguran, Maksiat, Sebab Murtad, Larangan, Maksiat, Jiwa, Ulama, Musuh, Dosa Besar, Kaum Khawarij, Cara Rasulullah Redakan Amarah,Kemaksiatan, Dosa Besar, Rasulullah, Kejahatan Abu Lahab, Bahaya Hasad, Perkara yang Mendatangkan Keburukan, Dampak Buruk Maksiat, Shadenfreude, Ciri Penjilat di Dunia Kerja, Suami yang Ringan Tangan

Ihwal Perilaku Shadenfreude

15 April 2025
Pahala Orang yang Menahan Marah, Hasad, Penyebab Susah Cari Kerja

5 Penyebab Susah Cari Kerja di Zaman Ini

19 Februari 2025
Taaruf, Setrum, Rasulullah

Penyebab “Setrum” antara Pria dan Wanita Makin Tinggi

12 Februari 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Ciri Suami Red Flag, Lelaki

Lelaki-lelaki yang Akan Ditarik ke Neraka

Oleh Saad Saefullah
12 Mei 2025
0

ChatGPT

Apa Itu ChatGPT dan Apa Kegunaannya?

Oleh Dini Koswarini
12 Mei 2025
0

Shalat Khusyu, Shalat Tarawih, Muwashofat

10 Muwashofat (Karakteristik) Seorang Muslim

Oleh Saad Saefullah
12 Mei 2025
0

Ciri Kiamat Besar, Hari Kiamat

Hura-hara Hari Kiamat

Oleh Saad Saefullah
12 Mei 2025
0

Tolak Lamaran Nikah, Hukum Suami Berbohong pada Istri untuk Kebaikan

Hukum Suami Berbohong pada Istri untuk Kebaikan

Oleh Dini Koswarini
12 Mei 2025
0

Terpopuler

Penyebab Suhu di Indonesia yang Panas Banget, Capai 37 Derajat!

Oleh Dini Koswarini
11 Mei 2025
0
Penyebab Suhu di Indonesia

Suhu panas ekstrem di Indonesia yang mencapai 37°C disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor alami dan global.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Bahaya Sarung Bantal yang Jarang Dicuci: Ancaman Tersembunyi di Tempat Tidur

Oleh Yudi
10 Mei 2025
0
bantal

Tidur di atas sarung bantal kotor bisa membuat rambut lebih mudah berminyak, kusam, dan bahkan rontok karena gesekan dan kontaminasi.

Lihat LebihDetails

Hukum Suami Berbohong pada Istri untuk Kebaikan

Oleh Dini Koswarini
12 Mei 2025
0
Tolak Lamaran Nikah, Hukum Suami Berbohong pada Istri untuk Kebaikan

Apa hukum suami berbohong pada istri untuk kebaikan?

Lihat LebihDetails

Hura-hara Hari Kiamat

Oleh Saad Saefullah
12 Mei 2025
0
Ciri Kiamat Besar, Hari Kiamat

Di hari kiamat, Seluruh makhluk juga bergegas bersama Anda, badan mereka juga penuh debu tanah karena terlalu lamanya mereka berada...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.