BANDA Aceh—Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof. Dr. Farid Wajdi Ibrahim, MA menjadi keynote speaker pada International Confernce on Research in Islamic Education and Arabic Language 2018 di Kolej University Ugama Brunei Darussalam, Kamis pagi, (25/01/2018).
Hadir dalam konferensi ini adalah para undangan dari Asia Tenggara antara lain; Singapura, Malaysia, Thailand, Bangladesh, Vietnam, Kamboja juga dari Maroko, Mesir, Sudan, Arab Saudi, India, China serta Australia. Dari Brunei Darussalam hadir para dosen Pendidikan Agama Islam dari seluruh Kerajaan, Menteri Pengurusan Agama, para rektor berbagai univeritas juga jajaran serta para undangan lainnya mewakili negara-negara Asean.
Konferensi Internasional ini dibuka langsung oleh Menteri Pendidikan Brunei Dato Seri Setia (Dr) Awang Haji Abu Bakar bin Haji Apong di Gedung International Conference KUPU Brunai Darussalam. Adapun dalam lawatan ke Brunai, Rektor UIN Ar-Raniry Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA didampingi oleh Istri, Ir. Adzniar Araby dan Dr Saifullah Isri, MA, wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan (FISIP UIN Ar-Raniry.
DalampPresentasinya di hadapan para undangan dan peserta konferensi, Prof. Farid menyampaikan, Islam tertinggal 300 tahun dari Barat semenjak kejatuhan kekuasaan Islam di Andalusia, Spanyol. Oleh sebab itu, Prof. Farid mengajak negeri-negeri di Semenjung Melayu khususnya di Asia untuk bangkit menjadi pionir pemimpin dunia dalam gerakan kebangkitan peradaban Islam.
“Semenanjung Melayu khususnya Asia sudah saatnya menyatu. Tidak saling menjatuhkan dan tidak saling mendeskreditkan satu sama lain untuk menjadikan Islam sebagai kiblat dunia dalam segala dimensi kehidupan, baik dimensi ilmu pengetahuan maupun dimensi teknologi dan seni,” tutur Prof. Farid dalam nada yang berapi-api.
Prof. Farid juga mengungkapkan, melihat realitas dunia Islam yang saat ini sudah hancur berkeping-keping di Timur Tengah, maka kita di Asia, khususnya dunia Melayu harus mengambil alih supaya Islam tetap bangkit dan tidak dilecehkan.
Apalagi, tambah Prof. Farid, saat ini kita sedang melihat dengan mata kita sendiri tragedi demi tragedi yang menimpa umat Islam dimana umat Islam terus dipojokkan dan ditindas. Baik di Palestina, dimana Yerussalem saat ini mau diambil oleh Yahudi, begitu juga nasip miris muslim Rohingya Myanmar yang terpaksa mengungsi di Bangladesh. Dan kondisi ini diperparah lagi oleh perselisihan yang terjadi antara negara-negara Arab- Teluk yang mengisolasi Qatar. “Belum lagi kita melihat kondisi Suriah, Afganistan, Irak dan hampir seluruh negara Islam Timur Tengah sudah hancur lebur tanpa dapat diharapkan lagi,” paparnya.
“Semua lini kehidupan dunia Islam hari ini dihancurkan dan dipecahkan oleh tangan-tangan Barat. Oleh karena itu, inilah saatnya Islam bangkit kembali sampai mampu melewati masa-masa kejayaannya seperti dulu saat berjaya di Andalusia yang menjadi pusat peradaban Islam dunia,” pungkas Prof. Farid.
Setelah sang rektor presentasi, Menteri Pendidikan Brunei bersama Rektor KUPU Malaysia menyambut Prof. Farid dan menawarkan konferensi lanjutan yang mau dilaksanakan di Tanah Mulia Serambi Mekkah tepatnya di UIN Ar-Raniry oleh Menteri Pendidikan dalam konferensi dan di hadapan tamu semuanya. Dengan senang hati Prof. Farid menerima ajakan itu insyaAllah dilaksanakan pada bulan Februari mendatang yang disupport oleh Brunei Darussalam dan diikuti oleh seluruh negara-negara Asia Tenggara.
“Kita berharap Aceh dan Semenajung Melayu dapat menjadi kiblat pertumbuhan dan kebangkitan peradaban Islam dunia ke depan,” ungkap Rektor KUPU, Dato Haji Adanan Haji Basar. []
Kiriman: Teuku Zulkhairi | Penyusun Siaran Berita pada Biro Humas UINAr-Raniry | abu.erbakan@gmail.com