Oleh: Suryandi Temala S.ip
PARA peneliti telah menegaskan bahwa air merupakan unsur utama kehidupan, Dimana pun ada air, berarti di sana ada kehidupan.
Sehingga para peneliti planet Mars sempat dibuat heboh dengan penemuan jejak partikel air yang ditemukan di planet tersebut, karena hanya ada satu kesimpulan, bahwa air adalah sumber kehidupan.
Menilik ayat Alquran sebagai informasi dari Sang Pencipta alam, kita menemukan tanda-tanda yang tidak jauh berbeda, bahwa memang Allah Swt menjadikan air sebagai unsur utama kehidupan seperti yang tertera di dalam surat Al-Anbiya ayat 30 :
ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman.
Lalu bagi manusia, apa arti air di dalam kehidupan mereka?
Para peneliti menyatakan bahwa manusia terdiri dari 70 persen unsur air dari mulai kulit, daging, hati, otak hingga darah manusia memiliki unsur air yang sangat dominan.
Kekurangan air berarti terganggunya keseimbangan 70 persen tubuh manusia, sehingga dapat menyebabkan hilangnya konsentrasi, dehidrasi bahkan pada situasi yang ekstrim dapat menyebabkan kematian.
Ketika air begitu berarti bagi manusia, alangkah baik bila manusia pun memahami seraya mengambil i’tibar sifat air. Karena sifat-sifat tersebut akan mempengaruhi sebagian besar sikap dan perilaku kita.
Sifat pertama, air selalu mengikuti wadahnya.
Apapun bentuk wadah yang menjadi tempat air, maka seperti itulah bentuk airnya. Bila diletakkan pada gelas, maka air pun akan berbentuk seperti gelas. Bila dituangkan pada botol maka air pun berbentuk botol.
Maka pilih lah wadah terbaik bagi anda, dan tidak ada wadah yang lebih baik daripada wadah agama. Dan tidak ada agama yang lebih baik dari Islam.
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah adalah Islam (Ali-Imron : 19)
Kedua, air bersifat kohesif.
Air memiliki daya tarik-menarik sesama molekul nya, sehingga air dapat langsung berbaur menjadi satu. Ketika dua molekul air bersatu maka dua air tadi pun saling menyatukan apapun yang dibawanya. Air yang bersih bila dicampur dengan air yang kotor maka yang bersih menjadi kotor dan yang kotor berkurang sedikit kekotorannya.
Tidak berbeda dengan manusia yang saling berbaur dengan sesamanya karena memang manusia selalu memiliki keinginan yang besar bersosialisasi satu dengan lainnya. Manusia pun saling mempengaruhi sesamanya dengan apapun yang ia miliki. Manusia yang buruk dapat memberi pengaruh buruk kepada teman-temannya, begitu pun yang baik dapat memberi pengaruh baik kepada sesamanya.
Itulah mengapa Nabi memberi perumpamaan yang sangat indah dalam memilih lingkar pertemanan. sabda Beliau Saw :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628).
Ketiga, air bersifat dinamis.
Air akan selalu mencari daerah yang lebih rendah untuk dilalui. Meski apapun rintangan, air akan berusaha mencari jalan nya. Air yang diam hanya menjadi sumber penyakit, tidak dapat digunakan untuk bersuci dan kemungkinan bisa berubah bau nya.
Tidak jauh berbeda dengan manusia, apabila air di dalam tubuh nya berhenti bergerak, dapat dipastikan manusia tersebut sakit bahkan mati. Aliran darah manusia menjadi tanda-tanda hidup seseorang. Maka seseorang yang hanya berdiam diri, tidak berupaya melakukan sesuatu bagi dirinya, tidak meningkatkan kualitas dirinya, sebenarnya ia tidak mempunyai posisi apapun di dunia.
Dalam sebuah riwayat disebutkan :
“Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”
Meskipun riwayat tersebut lemah, namun makna yang dapat diambil begitu baik. Manusia memang harus selalu dinamis agar dirinya tetap hidup selagi ia masih hidup.
Kalau lah air begitu besar porsi nya pada tubuh manusia, maka besar pula lah porsi sifatnya pada manusia.
Belajar pada air berarti belajar untuk mengenal sebagian besar diri sendiri. []