UNI EMIRAT ARAB—Para arkeolog dilaporkan telah menemukan masjid tertua di Uni Emirat Arab (UEA) yang diklaim dari era Abbasiyah. Diduga masjid ini berasal dari 1000 tahun yang lalu.
“Temuan baru di situs arkeologi Al Ain membuktikan kekayaan sejarah kawasan UEA, yang memungkinkan kita untuk memperluas pengetahuan tentang sejarah masa lalu,” kata Mohammad Khalifa Al Mubarak, ketua DCT Abu Dhabi kepada The National pada Sabtu (8/9/2018).
“Penemuan sebuah masjid dari periode Abbasiyah di Al Ain menunjukkan pengaruh Islam yang sangat mengakar di wilayah tersebut, meskipun jarak yang sangat jauh dari tempat Islam pertama kali muncul dan pada saat ketika moda transportasi cukup belum sempurna,” tambahnya.
BACA JUGA: Terkait Krisis Rohingya, Uni Emirat Arab Kecam Pemerintah Myanmar
Situs ini terletak dekat dengan situs konstruksi masjid Shaikh Khalifa di Al Ain.
Masjid, yang berasal dari Umur Emas Awal Kekhalifahan Abbasiyah, adalah yang paling awal ditemukan di UAE.
Masjid ini ditemukan dekat dengan beberapa saluran irigasi dan terdiri dari setidaknya tiga bangunan yang terbuat dari bata lumpur.
Arkeolog dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata – Abu Dhabi (DCT Abu Dhabi) menemukan mihrab – sebuah ceruk di dinding masjid, yang mengarah kiblat – baik di dalam maupun di luar gedung.
Ini berarti jemaah masjid shalat di dalam dan di luar masjid, seperti yang biasa umat Islam lakukan hari ini.
Para ahli telah mengungkapkan bahwa bangunan-bangunan di situs tersebut, terbuat dari mudbrick, adalah sisa-sisa dari sebuah benteng kecil dan beberapa struktur lainnya. Orang-orang yang tinggal di gedung-gedung ini akan memperoleh air bersih dari beberapa irigasi yang mereka bangun di sekitar pemukiman.
Teknologi yang digunakan untuk membuat saluran air falaj di Al Ain telah berusia 3.000 tahun.
BACA JUGA: Begini Penampakan Masjid Tertua di Uni Emirat Arab
Sebuah pancuran kecil, yang mungkin digunakan untuk wudhu juga ditemukan di dalam sisa-sisa peninggalan abad ke-9 hingga ke-10.
“Penemuan ini menunjukkan ‘pengaruh budaya yang jelas dan mendalam’ yang mengungkapkan bagaimana koneksi yang dibentuk oleh nenek moyang dengan budaya dan negara tetangga melampaui batas dan mengatasi kesulitan yang terkait dengan transportasi,” kata Al Mubarak. []
SUMBER: ABOUTISLAM