Di zaman teknologi saat ini, sosial media semakin berkembang pesat. Salah satu aktifitas yang ramai digandrungi ialah review makanan. Mulai dari makanan cepat saji, sampai makanan rumahan. Terlebih bagi anak generasi milenial yang ingin serba instan selalu merasa penasaran untuk coba jajanan. Sampai pada akhirnya seirng pantengin endorse-an orang sampai liat promo di ojek online.
Tidak sedikit review yag viral, bukan hanya karena high score sebuah sajian, tapi lebih kepada cara para reviewers mendeskripsikan opininya. “Gilaa! Roti bla bla bla rasanya… Anj*n* banget!!! Belum cukup sampai disana, ada juga, “Rasanya bikin mo meninggal”
Bahasa semacamnya yang bermaksud memuji namun terlihat berlebihan dan nampak hilang adab terhadap makanan yang diajarkan Islam.
BACA JUGA: 7 Jenis Makanan Ini dapat Turunkan Imunitas Tubuh
Disinilah letak luar biasanya Islam. Mengatur setiap inci kehidupan. Bahkan, adab terhadap makanan sekali pun. Rasulullah sebagi suri tauladan setiap muslim, menunjukan style yang berkelas dalam memberikan penilaian, “Kalau suka beliau makan, kalau tidak suka, beliau tinggalkan tanpa mencela.”
Di antara hikmah perbuatan Nabi kita yang mulia ini adalah, pengagungan terhadap Allah yang telah memberikan rizki kepada kita berupa makanan.
Ketika banyak orang diuji dengan rasa lapar, bahkan kelaparan, Allah masih memberikan kita sebuah hidangan buat dimakan.
BACA JUGA: Kurangi Bau Badan, Hindari Konsumsi Makanan Ini
Lagi, di antaranya hikmahnya Nabi tidak mencela makanan adalah, menjaga perasaan orang yang menghidangkan masakan atau makanan tersebut kepada kita.
So, untuk muslim hendaknya selalu bisa menjaga lisan, dan tidak mudah mencela makanan. Pun begitu jika ingin memuji makanan hendaknya memilah dan memilih kata yang baik dan tidak berlebihan agar tidak terjatuh ke dalam dusta.
Sebagaimana firman Allah, “Dan jauhilah peraktaan-perkataan dusta.” (QS. Al-Hajj: 30) []