TAK selalu berupa materi, makin sayang pada pasangan, kian dekat dengan keluarga, hati tenang, pikir lapang, dan akrab dengan tetangga, juga rezeki yang tak ternilai harganya.
Anak-anak shalih shalihah, badan sehat, tidak ke dokter selama setahun misalnya, itu pun rezeki yang amat berharga.
Pada rezeki berupa materi, kita pun mohon berkahnya.
BACA JUGA: Rahasia Lancar Rezeki dari Ibnu Qayyim al Jauwziyah
Rezeki berkah itu bukan pada banyaknya, tapi pada taat dan manfaatnya. Bila banyak ia syukur, bila sempit ia sabar. Banyaknya harta membuatnya kian dermawan, senang memberi dan berbagi. Saat hartanya sedikit ia menjaga kehormatannya. Ada ketenangan pada setiap keadaan.
Rezeki tidak berkah itu, banyaknya tak membahagiakan, dan sedikitnya menyempitkan kehidupan. Ada keresahan pada setiap keadaan.
Maka di sini kita mohon keberkahan. Pasangan berkah bukan pada cantik dan tampannya, tapi pada taat dan tunduknya. Kian mencintai pasangan, kian taat pada Allah dan RasulNya. Kian dekat surga dalam hidup rumah tangga.
BACA JUGA: Takut Tidak Diberi Rezeki?
Usia berkah itu bukan pada panjangnya, tapi pada ketakwaanya. Kian bertambah usia kian taat pada Rabbnya, kian santun, bijaksana, bermanfaat bagi sesama, dan terus berproses dalam kebaikan demi kebaikan.
Membersamai orang-orang shalih pun rezeki yang amat berharga, maka pada Allah kita mohon keberkahannya.
Dari mereka yang shalih dan berilmu kita belajar rendah hati, semangat menimba ilmu, memantapkan pemahaman, dan gairah perjuangan. Darinya pula kita terinspirasi melakukan banyak kebaikan. []