REZEKI itu ..
Tak selalu segala yang dimiliki, digenggam, dan dikuasai. Selain soal kepemilikan, rezeki itu soal rasa. Rasa syukur dan sabar. Soal manfaat yang membawa kebaikan pada diri, keluarga, dan sesama.
Rezeki itu …
Banyak orang yang bisa membeli rumah mewah, besar, dan lapang, tapi tak ada yang bisa membeli ketenangan hati. Rumah luas pun terasa sempit bila hatinya sempit, sementara rumah sempit akan terasa lapang bila hatinya lapang.
Tapi kita mohon pada Allah dikaruniai rumah yang lapang, hati yang lapang, dan bermanfaat bagi keluarga, kerabat, sahabat, dan masyarakat.
Rezeki itu …
Banyak orang yang bisa membeli kasur empuk, tapi tak ada yang bisa membeli tidur nyenyak. Meski pun busa berkualitas, ranjang berpegas, dan alas yang lembut nan nyaman, tetap tak bisa membeli rasa kantuk.
Terlelap, mata terpejam, dan mimpi indah adalah rezeki. Ia bisa hadir kapan saja dan di mana saja berada, menyapa siapa pun yang Allah kehendaki. Yang sedang duduk di gubuk reyot tengah sawah, tukang ojek yang nongrong di pangkalan, atau kuli bangunan saat sedang istirahat.
Rezeki itu …
Banyak orang yang bisa membeli makanan apapun, tapi belum tentu bisa menikmati kelezatannya.
BACA JUGA: Baca Surat Al-Waqiah, Rezeki Lancar?
Rezeki itu …
Saat hendak makan daging yang gurih, lembut, dan nikmat, tetiba ingat pesan dokter, “Hati-hati kolesterol..!”
Rezeki itu …
Saat hendak makan kue legit, lapis maknyus, dan manis kinyis-kinyis, tetiba ingat nasihat, “Hati-hati gula darah..!”
Bahkan ketika hendak mencicipi garam pun diingatkannya, “Hati-hati asam urat..!”
Rezeki itu …
Tak perlu piring-piring ukir yang mewah, mangkuk-mangkuk keramik yang indah, gelas-gelas persolen gemerlap, serta sendok garpu perak yang mengkilap. Makan beralas daun pisang pun terasa nikmat bila Allah karuniakan badan sehat.
Rezeki itu bukan soal apa yang dimiliki. Punya mobil, tapi tak boleh nyetir karena takut luar biasa. Punya pesawat, tapi phobia ketinggian. Punya kapal, tapi trauma melihat laut.
Ada pula yang memiliki banyak rumah, villa, dan hotel di berbagai kota dan negara, tapi tak membawa manfaat bagi dirinya, keluarga, dan sesama. Ia terbaring sakit dan hartanya diperebutkan anak-anak dan saudaranya.
Semoga kita dijauhkan dari hal seperti ini.
https://www.youtube.com/watch?v=H_710k6iyQM&t=172s
Bila dikaruniai limpahan rezeki, semoga kita seperti Sulaiman yang bersyukur, rendah hati, dan tunduk pada Ilahi.
Bila dicoba dengan kesempitan, semoga seperti Ayub yang sabar, tegar, dan bergantung pada-Nya. Hingga Allah sembuhkan sakitnya, lapangkan rizkinya, dan indahkan hidupnya.
BACA JUGA: Dosa dan Maksiat Menghalangi Rezeki dan Keberkahan
Rezeki itu soal rasa, soal syukur dan sabarnya. Soal kebaikan yang mengalir darinya, menambah ketakwaan dan mantapnya keyakinan. Syukur dan sabar. Dua-duanya kebaikan. Dua-duanya jalan keselamatan.
Terakhir, rezeki itu bukan soal banyak dan sedikitnya, tapi soal manfaat yang membawa kebaikan, ketakwaan, dan ketundukan pada Allah Swt. Wallahu’alam. []