DI antara kewajiban seorang suami kepada istri dan anak-anaknya adalah memberikan nafkah dari rezeki halal.
Ketahuilah, bahwa rezeki yang halal mengandung keberkahan dan akan berdampak baik untuk keluarga. Rezeki yang halal telah Allah sediakan bagi seorang hamba. Sebagaimana Allah subhaanahu wa ta’ala berfirman :
يَا اَىُهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَا كُمْ.
“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu.” (QS. Al-Baqarah : 172).
Dan rezeki halal telah Allah sediakan bagi seorang hamba dan tidaklah seorang hamba meninggal dunia kecuali telah Allah sempurnakan rezekinya.
Sebagaimana Rasulullah shalallahu ‘alayhi wassallam bersabda:
اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ وَاَجْمِلُوْا فِيْ الطّلَبِ. فَاِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَوْفِى رِزْقَهَا فَاِنْ اَبْطَاَ عَنْهَا فَاتَّقُوْا اللهَ وَاَجْمِلُوْا فِى الطَّلَبِ وَدَعُوْا مَا حَرُمَ.
“Wahai umat manusia, bertaqwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertaqwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki yang halal dan tinggalkanlah yang haram.” (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullahu ta’ala).
BACA JUGA: Rezeki, Cukuplah dari Allah Saja
Rezeki Halal, Takwa
Di dalam hadits tersebut, kita diperintah untuk bertaqwa kepada Allah dalam mencari rezeki. Karena dengan taqwalah kita akan menjauhi segala hal yang Allah subhaanahu wa ta’ala larang.
Taqwa adalah modal yang utama setelah kita beriman kepada berita yang Nabi Muhammad shalallahu ‘alayhi wassallam sampaikan.
Karena dengan kedua hal itu, yakni iman dan taqwa, maka kita akan menjalankan semua hal yang berkaitan dengan ketaatan kepada Allah subhaanahu wa ta’ala dan akan menjauhi segala macam bentuk larangan dan ancaman yang Allah dan Rasul-Nya larang untuk kita amalkan.
Rezeki Halal, Akan Disempurnakan
Kemudian dalam hadits di atas pun dijelaskan bahwa seorang hamba akan disempurnakan rezekinya sebelum ia meninggal dunia, walaupun rezeki itu ada di atas gunung yang besar atau di dalam luasnya lautan samudra.
Maka apabila rezeki seorang hamba ada padanya, maka Allah subhaanahu wa ta’ala akan sempurnakan rezeki tersebut untuknya.
Maka ikhwani fillah a’azakumullah, kita hanya diperintah oleh Allah dan Rasul-Nya untuk mencari rezeki yang halal dan tinggalkanlah rezeki yang tidak halal.
Rezeki Halal, Jika Haram …
Jika saat ini kita terlanjur berada di sekeliling nafkah dan harta yang haram, maka bertaqwalah kepada Allah, beralihlah kepada nafkah dan harta halal. Karena sesungguhnya hal itu yakni nafkah dan harta yang haram akan berdampak buruk bagi istri dan anak-anak kita; istimewa akan berdampak buruk kepada keluarga yang kita tanggung nafkahnya, seperti orang tua dan mertua kita.
BACA JUGA: Amalan Pelancar Rezeki yang Bisa Dilakukan oleh Istri untuk Suami
Seorang sahabat mulia Abdullah bin Abi Quhafah, Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, beliau pernah berkata :
مَنْ نَبَتَ لَحْمُهُ مِنَ السُّحْتِ فَالنَّارُ اَوْلَى بِهِ.
“Barang siapa yang dagingnya tumbuh dari pekerjaan (nafkah dan harta) yang tidak halal, maka neraka lebih pantas untuknya.” (HR. Ibnu Hibban dan Al-Hakim. Hadits ini shahih sebagaimana dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullahu ta’ala).
Semoga Allah subhaanahu wa ta’ala memberikan taufiq kepada kita untuk dapat mencari salah satu karunia dari Allah, yakni rezeki halal.
Allahumma inna nas’alukal Huda wats Tsabaat. []
Saudaramu : (Abu Musyaffa) Rahadyan Getar Fajar, S.Pd.