Oleh: Hardika Saputra, M.Pd.
Penulis adalah Dosen IAI Agus Salim Metro Lampung
Berbicara tentang rezeki, manusia baru menyadari akan nikmat hal tersebut ketika ia sudah hilang atau tidak lagi dapat dinikmati.
Contoh pada waktu diberi kesehatan, manusia terkadang lupa untuk mensyukurinya. Namun, ketika Allah SWT sudah mencabut nikmat rezeki sehat dan manusia diberikan sakit, maka barulah manusia itu sadar akan rezeki sehat tersebut.
Rezeki bagi seorang muslim adalah sebuah ujian, baik dalam kedaan lapang maupun sempit. Seorang muslim harus menyadari bahwa lapang atau sempitnya rezeki adalah bentuk ujian dari Allah SWT. Ujian tersebut haruslah dihadapi dengan penuh kesabaran dan kesyukuran.
Ketika Allah SWT menguji seorang muslim dengan kesempitan, maka harus dihadapi dengan bersabar dan terus berusaha. Pada saat Allah SWT menguji dengan kelapangan rezeki, maka seorang muslim haruslah selalu bersyukur dan menafkahkan sebagian rezeki tersebut ke jalan Allah SWT.
Ketika diuji dengan kelapangan rezeki banyak manusia lupa dan kufur akan hal tersebut. Pada zaman Rosulullah SAW banyak contoh orang-orang yang diberikan kelapangan rezeki namun kufur terhadap rezeki yang diberikan Allah SWT.
Qorun misalnya, manusia yang diberikan Allah SWT rezeki berupa harta yang banyak, namun melupakan Allah SWT dan bahkan kufur terhadap rezeki Allah SWT. Tindakan Qarun tersebut membuat dirinya merugi, dan pada akhirnya Qarun terkubur oleh harta yang dimilikinya.
Dalam Al Qur’an Surat Ibrahim ayat 7 dijelaskan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari, sesungguhnya sisksa Ku amat pedih.”
Kesempitan rezeki merupakan ujian terhadap manusia yang harus dihadapi dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Berbeda dengan kelapangan rezeki, yang membuat manusia lupa dan kufur nikmat. Manusia yang mendapatkan ujian dalam bentuk kesempitan rezeki membuatnya putus asa dan berprasangka buruk kepada Allah SWT. Prasangka yang buruk kepada Allah SWT ini membuat manusia berpaling dari jalan Allah SWT.
Setiap makhluk ciptaan Allah SWT yang ada didunia ini telah ditentukan rezekinya masing-masing, termasuk manusia. Tetapi manusia harus berusaha dan bekerja keras untuk mendapat rezeki tersebut.
Manusia dilarang berputus asa dalam berusaha mencari rezeki. Allah SWT melarang manusia berputus asa, karna berputus asa merupakan karakter dari manusia kafir. Seperti yang dijelaskan dalam Al Qur’an Surat Yusuf Ayat 12;
“Setiap manusia ciptaan Allah sudah ditetapkan rezekinya termasuk manusia. Manusia wajib berusaha atau bekerja untuk mendapatkan rezeki tersebut. Maka, berputus asa amat dilarang, karena sifat ini merupakan karakter manusia kafir. “Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, kecuali kaum yang kafir”. (Q.S. Yusuf : 12)
Seperti yang dijelaskan diatas, rezeki adalah salah satu bentuk ujian nyata dalam kehidupan yang diberikan oleh Allah SWT kepada seluruh manusia. Kita sebagai muslim harus menyadari dan menerima ujian rezeki tersebut.
Saat kita mendapatkan kelapangan rezeki maka kita harus selalu bersyukur akan nikmat yang Allah SWT berikan. Dan saat kita diberikan kesempitan rezeki maka sebagai seorang muslim kita harus senantiasa sabar dan ikhlas menerimanya. Wallahu ‘Alam. []
Lampung Timur Jum’at, 08 September 2017