RIBA juga merajalela karena yang mampu tidak semuanya mau membantu yang belum mampu.
Kadang-kadang yang mampu merasa takut uangnya tidak kembali jika dipinjamkan kepada yang sedang kesulitan, baik itu kesulitan untuk berobat, untuk membantu orangtua, atau untuk membantu membayar utang yang lain dari si peminjam.
Bisa saja ada kata-kata yang keluar seperti “Udah tau penghasilan segitu, gak ngaca, gak ngukur” dll yang konteksnya menyalahkan si peminjam walaupun kadang-kadang benar adanya.
BACA JUGA: Pengertian Riba Menurut 8 Ulama
Mereka bahkan lebih percaya uangnya “dipinjamkan” kepada para pengusaha besar dalam bentuk INVESTASI atau ASURANSI, dengan pertimbangan tidak mau kesulitan di hari tua, dan pertimbangan itu benar juga.
Yang kurang mampu lebih berani meminjam kepada yang sama “kelasnya” ketika mereka membutuhkan.
Lalu mereka sama-sama berikhtiar kesana kemari mencari solusi, hingga RIBA lagi yang jadi PERTOLONGAN, dan lebih terkesan malu untuk meminta tolong kepada mereka yang “terlihat” mampu dari keadaan yang tampak, baik dari penampakan offline atau dari update status online. Kalimat “Kita juga lagi kosong”, “Belum gajian”,
“Tinggal buat risiko aja,” sudah bisa di tebak dan membuat segan.
Ya memang, bukan salah mereka kalo memilih untuk makan mewah atau mengupdate fasilitas kekinian ketimbang memberikan pinjaman. Senang-senang juga duit sendiri, gak nyusahin orang, gak minjem duit orang.
Mungkin itu bukan bentuk dari kata TEGA?
Saya yakin rejeki gak pernah putus selama kita tetap berikhtiar, berdoa dan yakin bahwa HAL BAIK, NIAT BAIK, CARA yang BAIK akan jadi KEBAIKAN yang bisa memutuskan rantai RIBA. Mudah-mudahan. Aamiin.
Lalu apalah RIBA kalo hanya diperbincangkan oleh para pemikir yang sebenarnya secara finansial MAMPU membantu si KURANG mampu.
BACA JUGA: 2 Dampak Negatif Riba
Kapan pemikiran BERHUTANG akan berubah jadi BERSEDEKAH.
Masih dengan cita-cita tinggi, selalu ingin menjadi SOLUSI untuk mereka yang membutuhkan. Walau diri sendiri juga masih berkutat dengan RIBA karena IBA.
https://www.youtube.com/watch?v=unV56bWk_ug
Masih dengan pemikiran yang sama… Ada yang salah…
Ini bukan curhat, bukan sarkasme, just the simple mind that loving is caring. No matter what. []
وَمَآ ءَاتَيْتُم مِّن رِّبًا لِّيَرْبُوَا۟ فِىٓ أَمْوَٰلِ ٱلنَّاسِ فَلَا يَرْبُوا۟ عِندَ ٱللَّهِ ۖ وَمَآ ءَاتَيْتُم مِّن زَكَوٰةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ ٱللَّهِ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُضْعِفُونَ
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).” (Quran Surat Ar-Rum ayat 39)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَاإِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَفَإِن لَّمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَإِن تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَوَإِن كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَيْسَرَةٍ ۚ وَأَن تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Quran Al-Baqarah ayat 278-280)