AMMAN—Ribuan warga Yordania turun ke jalan mendesak pemerintah segera menutup kedutaan Israel di Amman. Protes ini muncul setelah insiden penembakan seorang pemuda Yordania oleh petugas keamanan Israel.
Peserta aksi juga menyeru pemerintah Yordania untuk mengabaikan permohonan damai Israel terhadap kasus penembakan biadab tersebut. Mereka (para massa aksi) menganggap perjanjian damai tidak wajar dalam situasi seperti ini.
“Tidak untuk kedutaan atau duta besar Israel di tanah Yordania,” teriak para Massa demonstran sembari menyerukan jihad terhadap aksi teror Israel di tanah Yordania.
Suasana haru menyelimuti prosesi pemakaman korban tembak mati aparat Israel, Mohammad Jawawdah (16). Ribuan massa mengiringi jenazah ke tempat peristirahatan terakhirnya di Ibu kota Yordania, Amman.
Berdasarkan laporan dari Kepolisian Yordania yang diterbitkan pada Senin (25/7/2017) kemarin. Insiden penembakan terhadap Mawawdah itu terjadi pada Minggu (24/7/2017) lalu di Kedutaan Israel, Amman.
“Jawawdah yang bekerja di sebuah perusahaan furnitur berkelahi dengan penjaga keamanan Israel setelah memasuki kompleks benteng untuk menyampaikan sebuah perintah,” kata Polisi Yordania dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters, Selasa (25/7/2017) kemarin.
Israel berdalih, petugas keamanannya telah bertindak untuk membela diri dengan menembak pemuda tersebut. Sementara ayahnya mengatakan bahwa Jawawdah tidak memiliki hubungan militan.
Staf kedutaan Israel di Yordania, termasuk petugas keamanan yang terlibat dalam insiden penembakan tersebut kembali ke Israel dari Amman pada hari Senin (25/7/2017).
Menanggapi protes warganya, pemerintah Yordania melalui Menteri Luar Negeri Ayman Safadi mengatakan pelaku penembakan Jawawdah dilarang berada di Yordania.
Meskipun Israel telah dilindungi kekebalan diplomatic. Safadi berjanji, korban penembakan akan mendapatkan keadilan dari serangan kriminal petugas keamanan Israel itu. []