Rindu ketika membantu alm Nenek mengelem kertas coklat untuk kantung beras di kios tempat jualan beliau yang hanya beberapa meter dari rumah.
Rindu ketika berteriak dan berkejaran dengan teman-teman, sesaat setelah bola kertas besar yang dililit banyak karet gelang itu mengenai tumpukkan pecahan genteng di pekarangan yg luas. 😄
Rindu ketika duduk, menclok di jendela sebesar dua pintu bareng kakak, demi menonton pertandingan bola volley antar remaja di lapangan seberang jalan kereta di pinggir rumah. 😁
BACA JUGA: Tidak Ada Alasan untuk Tak Rindu Ramadhan
Rindu ketika memperhatikan Bapak yang dasarnya memang pendiam, hanya tersenyum lalu membuat pagar dari bambu sebagai pembatas, agar bau dan kotoran bebek-bebek milik tetangga tidak menjadi gangguan. 😬
Rindu ketika melihat senyum bahagia dari para tetangga, sesaat setelah menerima rantang berisi masakan Ibu, dalam rangka menyambut datangnya bulan puasa. 😇
Rindu ketika Pesawat Tempur-nya Iwan Fals dan suara Ebiet G Ade yang memanggil Camelia dalam nada pilu, silih berganti di hampir setiap pagi dan petang.
BACA JUGA: Si Doel Anak Sekolahan
Rindu Ketika dentingan piano, gebukan drum, petikan gitar dan bass membentuk harmoni, menjadikan kamar belakang bak studio rekaman. 🎶🎹🎸
Rindu Ketika pelajaran Agama lebih ditakuti daripada Matematika. 😆😂
Ah, rindu. Rindu serindu-rindunya masa-masa itu. []