KETUA Majelis Pertimbangan PPP M Romahurmuziy (Rommy) menilai dukungan Presiden Jokowi ke kandidat capres 2024 kini terbagi dua. Dia menyebut Jokowi 50% mendukung Ganjar Pranowo dan 50% mendukung Prabowo Subianto.
“Sebagian diri saya menyatakan yakin, sebagian diri saya menyatakan tidak yakin, 50:50 lah,” kata Rommy dalam diskusi Adu Perspektif x Total Politik ‘Medan Tempur Pasca Putusan MK’, Senin (16/10/2023).
Rommy menjelaskan ada kehadiran Jokowi baik di pihak Prabowo maupun di pihak Ganjar. Dia menyinggung relawan Jokowi yang saat ini terbagi dukungan ke Prabowo dan Ganjar.
BACA JUGA: Mengaku Diperintah Partai, Adian PDIP: Sesakit Apapun Kami Tetap Jaga Jokowi
“Karena begini, tanda-tanda kehadiran Pak Jokowi di tempat Prabowo ada, tanda-tanda Pak Jokowi masih bersama Ganjar juga ada, pertama dari semua for readernya ada Projo ke Prabowo, ada lagi relawan yang ke Ganjar,” ujarnya.
Di sisi lain, kata Rommy, sejak awal Jokowi turut hadir dalam deklarasi Ganjar oleh PDIP. Tidak bisa dipungkiri juga menurutnya, kalau Jokowi pun menyiapkan Ganjar untuk dipilih PDIP sebagai capres.
“Di sisi lain, kita tahu persis bahwa peristiwa yang paling menentukan dalam sejarah politik Mas Ganjar yaitu deklarasi PDIP itu ada Pak Jokowi, yang tidak bisa diabaikan, karena Pak Jokowi menyiapkan Ganjar supaya dipilih Bu Mega itu 6 bulan melakukan pengkondisian, sehingga ini bukan sesuatu yang tiba-tiba begitu saja,” ujarnya.
Terlebih lagi, Rommy menilai Jokowi berutang jabatan ke PDIP. Yang berarti, PDIP merupakan kendaraan politik Jokowi serta anak dan menantunya.
“Dan kenyataan bahwa Pak Jokowi berutang setidaknya 7 jabatan publik ke PDIP, beliau dan keluarganya, 2 kali jadi wali kota, 1 kali jadi gubernur, 2 periode presiden, 2 periode jadi wali kota untuk Gibran dan Bobby, di situ beliau berutang kepada PDIP,” ujarnya.
BACA JUGA: Stafsus Sebut Jokowi Bertemu Surya Paloh di Istana Selama 45 Menit
“Artinya itulah kendaraan politik yang digunakan, sehingga logika politik saya yang menyatakan sebagian saya menolak Pak Jokowi sudah kesana (kubu Prabowo), itu karena secara politik norma fatsun dan pertimbangan politik apapun dan etika tidak sepantasnya Pak Jokowi tidak bersama partainya,” lanjut Rommy.
Rommy berpandangan hal itu sejak dirinya mendapat informasi-informasi beberapa pekan lalu. Dia pun sudah mengetahui indikasi putusan MK sejak beberapa pekan lalu.
“Sejak menerima informasi beberapa pekan lalu, karena informasi putusan MK akan seperti hari ini kan saya sudah pernah kasih indikasinya. Kita tahu persis ada 11 gugatan, 7 dibahas hari ini, gugatan yang hari ini disahkan setahu saya adalah yang sempat dicabut kemudian dimasukkan lagi, seakan-akan itu melengahkan masyarakat bahwa sepertinya tidak akan berlanjut dan putusannya seperti yang kita temukan,” ucapnya. []
SUMBER: DETIK