“UMMU Abdillah,” tutur Dr. Aidh al-Qarni menakjubi rumah tangga Imam Ahmad bin Hambal, “Dia telah menjadi teman baiknya selama 40 tahun tanpa pernah berselisih walau satu kata sekali pun.”
Masyaallah.. 40 tahun itu bukan waktu yang sebentar, namun dalam kurun waktu sekian lama itu Imam Ahmad dan Ummu Abdillah rukun.
Betapa baik, lembut, dan pandai mereka menata hati dalam kebersamaan. Cinta, komunikasi, dan kemesraan senantiasa mekar di dalamnya.
BACA JUGA: Rumus Rumah Tangga Bahagia Itu Dua: Sabar dan Syukur
Betapa rindu kita pada rumah tangga semacam ini, rumah tangga yang berhias iman, ketulusan, dan kasih sayang berkelindan dalam hidupnya. Rumah tangga yang didalamnya tumbuh sikap saling memaklumi, memaafkan, dan memahami penuh ketulusan.
Apakah tidak boleh berselisih?
Adalah wajar suami istri berselisih dalam hidup rumah tangga, sebagai manusia biasa, sebagai makhluk yang dikaruniai akal dan nafsu. Tak mengapa berselisih selama dalam batas tertentu. Dengan catatan selama sama-sama mencari solusi, mencari titik temu untuk memadukan perasaan.
Sebagaimana perpisahan menumbuhkan rindu, perselisihan pun bisa meyuburkan cinta. Tapi bagi sebagian orang, menghindari perselisihan demi menjaga perasaan. Atau boleh jadi mereka susah mencari perbedaan pandangan, susah berselisih, dan tak bisa bertengkar dengan kekasihnya.
Cukup sampai di sini?
Belum. Yang lebih penting dalam kehidupan rumah tangga adalah pondasinya, yakni iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Lalu niat menikah untuk ibadah, lalu berdoa mohon pertolongan, bimbingan, dan curakan kebaikan dalam kebersamaan.
BACA JUGA: Wahai Suami, Perhatikan 9 Perkara Ini agar Rumah Tanggamu Bahagia
Semoga keluarga kita berkah, penuh cinta, Lillahita’ala. Bahagia di dunia, bersama hingga ke surga. []