SAUDARAKU,
Rumah merupakan satu-satunya tempat berteduh dan menjadi tempat tinggal bagi kita. Di mana anggota keluarga, atau orang-orang terdekat berada di dalamnya. Dengan begitu, semestinya keadaan yang nyaman dan damai dapat kita temukan di dalam rumah. Namun, mengapa banyak keluarga yang tidak merasakan hal itu?
Ternyata, rumah yang penghuninya tidak merasa nyaman dan damai di dalamnya disebabkan tidak adanya anggota keluarga yang dekat dengan Sang Pencipta. Sehingga, rumah yang seharusnya terang dan tentram menjadi suram dan tidak nyaman. Lalu, bagaimana agar tercipta suasana rumah yang menenangkan? Salah satunya ialah dengan menjadikan rumah sebagai tempat dzikrullah (mengingat dan menyebut Allah).
Saudaraku,
Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan rumah yang di dalamnya ada dzikrullah, dan rumah yang tidak ada dzikrullah di dalamnya adalah (laksana) perumpamaan antara orang yang hidup dengan orang yang mati,” (HR. Muslim dari Abu Musa AS 1/539, cet. Abdul Baqi).
Karena itu, rumah harus dijadikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai macam dzikir, baik itu dzikir dalam hati maupun dengan lisan, shalat atau membaca shalawat dan Al-Quran, atau mempelajari ilmu-ilmu agama atau membaca buku-buku lain yang bermanfaat.
Saat ini betapa banyak rumah-rumah umat Islam yang mati, karena tidak ada dzikrullah di dalamnya, sebagaimana disebutkan oleh hadis di atas. Dan apatah lagi manakala yang menjadi dendangan di dalam rumah itu adalah syair-syair dan lagu-lagu setan, menggunjing, berdusta dan mengadu domba?
Apatah lagi jika rumah-rumah itu penuh dengan kemaksiatan dari kemungkaran, seperti ikhtilath (campur baur dengan lawan jenis) yang diharamkan, tabarruj (pamer kecantikan dan perhiasan) di antara kerabat yang bukan mahram atau kepada tetangga yang masuk ke rumah?
Saudaraku,
Bagaimana mungkin malaikat akan masuk ke dalam rumah dengan keadaan seperti itu? Karena itu hidupkanlah rumahmu dengan dzikrullah! Mudah-mudahan Allah merahmati kita. []
Sumber: 40 Nasihat Memperbaiki Rumah Tangga/Karya: Syaikh Dr. Muhammad bin Shalih al-Munajjid/Penerbit: Darul Haq