PERNAHKAH Anda merasakan tempat tinggal yang Anda singgahi tampak gelap dan suram? Memang, jika dilihat dari kasat mata, rumah itu tampak terang. Sebab, ada cahaya lampu yang menyinari rumah tersebut. Tapi, lain halnya dengan suasana hati seseorang yang menempati rumah tersebut. Rasa mencekam seringkali terasa. Apa ya masalahnya?
Salah satu masalahnya ialah tiadanya sosok penerang di dalam rumah tersebut. Siapakah dia? Tiadala lain dialah ibu. Ya, perempuan kuat yang terlihat lemah ini merupakan sosok penerang dalam sebuah keluarga. Sebab, ibu adalah matahari yang tak pernah bosan menyinari anak-anaknya.
Ibu adalah penentu keberuntungan seorang anak. Ia bagai cahaya yang terang dalam rumah tangga. Surga berada dibawah telapak kakinya dan kerelaan Allah pun bergantung pada kerelaannya.
Setiap dari kita mungkin pernah merasakan ditinggal oleh seorang ibu. Ditinggal pergi keluar kota atau ditinggal selama-lamanya. Seketika rumah yang biasanya terang kini nampak gelap dan suram.
Allah pun menempatkan posisi ibu begitu tinggi di sisi-Nya. Bahkan Dia menggandengkan perintah tauhid dengan perintah berbakti kepada orang tua. Sebagaimana hal ini dikatakan melalui firman-Nya, “Dan Tuhan-mu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orangtua,” (QS. Al-Isra’: 23).
Bahkan dalam masalah bakti kepada orang tua, Allah selalu menyebut ibu terlebih dahulu sebelum ayah. Allah berfirman, “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tua-nya. lbunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu,” (QS. Luqman: 14).
Begitu pentingnya sosok ibu dalam keluarga. Tidak ada ibu, maka akan terasa ada sesuatu yang hilang. Sebab, sebagian besar kebutuhan keluarga, termasuk dalam mendidik anak-anak serta penentu keberhasilan mereka adalah melalui jeri payah sang ibu.
Sungguh, beruntunglah kita yang masih memiliki ibu. Maka, jangan sampai kita sia-siakan kebersamaan kita bersama ibu. Buatlah ibu merasa bahagia, bahkan bangga pada kita dengan apa yang kita lakukan. Ingatlah, jangan sampai ibu menitihkan air mata karena keburukan sifat kita. []
Sumber: disadur dari www.khazanahalquran.com