RUSIA—Militer Rusia dikabarkan telah menempatkan beberapa kapal perang di pantai Suriah. Media Rusia menyebut kejadian ini sebagai ‘penempatan’ angkatan laut terbesar sejak Rusia terlibat konflik Suriah pada 2015 silam.
Pergerakan beberapa kapal perang ini datang ketika Presiden Suriah Bashar al-Assad diyakini telah mempertimbangkan serangan untuk menguasai daerah besar yang dikuasai kelompok oposisi terakhir di Idlib.
BACA JUGA: Gutenev: Rusia harus Gunakan Senjata Nuklir di Suriah
Laksamana Admiral Grigorovich dan Laksamana Essen berlayar melalui Selat Bosporus Istanbul menuju Mediterania pada Sabtu (25/8/2018), menurut Reuters. Sementara sehari sebelumnya, Pytlivy dan kapal pendaratan Nikolai Filchenkov terlihat berlayar melalui selat Turki yang menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Tengah.
Sebelumnya korps rudal Vishny Volochek telah bergerak pada awal Agustus, Reuters melaporkan.
Harian The Izvestia melaporkan bahwa 10 kapal, rata-rata dipersenjatai dengan rudal jelajah Kalibr jarak jauh. Selain itu dua kapal selam juga telah dikirim ke Suriah, menjadikannya sebagai kehadiran angkatan laut terbesar Rusia di Laut Tengah.
Campur tangan Rusia di Suriah pada tahun 2015 dengan kekuatan militernya secara luas dianggap telah mengubah arus dalam mendukung Assad.
Baru-baru ini, pada Desember 2017, Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan penarikan sebagian pasukan Rusia. Sejak itu, jet Rusia membantu rezim Assad merebut Ghouta Timur, serta provinsi selatan Daraa, Quneitra dan Sweida.
“Karena itu tidak mengherankan jika Rusia membantu dalam serangan rezim Suriah ke Idlib di masa mendatang,” kata jurnalis Timur Tengah Paul Iddon kepada The New Arab bulan Juli lalu.
Rusia sebelumnya menuduh Amerika Serikat (AS) membangun pasukannya sendiri di Timur Tengah dalam persiapan untuk kemungkinan serangan terhadap pasukan rezim Suriah.
BACA JUGA: Tentara Suriah Mengaku Temukan ‘Segudang’ Senjata Buatan Israel
Pentagon sebelumnya mengatakan akan mempertahankan kehadiran militer ‘terbuka’ di Suriah untuk melawan ancaman Iran dan kelompok Daesh.
Lalu pada Sabtu pekan lalu, Iran telah engumumkan pakta militer dan rekonstruksi dengan rezim Suriah, untuk menempatkan pengaruhnya di negara yang dilanda perang itu. []
SUMBER: ALARABY