JAKARTA—Rumah tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, mendadak mencekam pada Selasa (9/5/2018) pukul 22:00 WIB. Kerusuhan diduga terjadi antara aparat dengan narapidana terorisme. Kejadian tersebut berlanjut hingga pada kamis (10/5/2018) dini hari.
Menanggapi hal tersebut, Ketua GP Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa, Gerakan Pemuda Ansor, mendukung polisi melakukan tindakan represif demi mengakhiri terorisme di Mako Brimob.
“Drama ini harus diakhiri. Sudah lebih 30 jam para teroris menguasai Mako Brimob. Aparat harus ambil tindakan tegas sesegera mungkin. Negosiasi baik, tapi kalau memang sudah bisa diprediksi akan buntu, dan dibutuhkan tindakan represif, lakukan saja. Toh, tidak ada jaminan juga korban tidak akan bertambah,” tegasnya, Kamis (10/5/2018).
Yaqut menilai sikap napi itu adalah bentuk pembangkangan. Mereka juga bersenjata. Ini adalah kasus serius.
“Selain itu mereka memiliki alat komunikasi. Lihat saja mereka bisa berhubungan dengan dunia luar. Mereka seolah di atas angin atas kasus ini. Kita tidak ingin jadi bahan olok-olok karena kalah mengatasi tekanan para teroris,” ujar Yaqut.
Risiko korban jiwa dalam menindak para narapidana ini memang ada. Namun dinilainya, risiko itu harus diambil demi menyelamatkan nyawa yang lebih banyak. Dia mengutip mantan Presiden Amerika Serikat John F Kennedy.
“Jadi kalau menurut saya, mengutip John F Kennedy, mantan Presiden AS, ‘selalu ada risiko dan biaya. Tapi jumlahnya jauh lebih sedikit daripada tidak melakukan apa-apa’. Saya minta aparat untuk mempertimbangkan betul langkah taktis tersebut. #AyoBersatuMelawanTeroris,” pungkasnya. []
SUMBER: DETIKNEWS