NABI Yusuf menghadapi persoalan pelik. Dari upaya pembunuhan oleh para saudaranya, dijadikan budak, rekayasa kasus yang membuatnya masuk penjara, hingga diberi tantangan untuk menafsirkan mimpi raja. Bagaimana sang ayah Nabi Yakub membuatnya?
Persoalan anak bisa jadi tak dipahami oleh orangtua. Sebab, zaman dan tantangan telah berubah. Pernak-pernik hidup tak lagi sama. Sang orang tua pun tidak selalu dekat bersama sang anak.
Apakah Nabi Yakub pernah menjadi budak? Apakah pernah mengalami rekayasa hukum? Apakah pernah dipenjara? Semuanya tak pernah dialami. Nabi Yusuf berada dilokasi yang tak diketahui oleh Nabi Yakub. Yusuf di Mesir. Nabi Yakub di Palestina.
Di tengah ketidaktahuan tentang anaknya. Di tengah ketidakpahaman liku-liku hidup anaknya. Apa yang dilakukan oleh Nabi Yakub? Hanya bersabar dan memohon pertolongan Allah.
Dan mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) darah palsu. Dia (Yakub) berkata, “Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu; maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja tempat memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.” (Yusuf: 18)
Nabi Yakub meyakini bahwa Allah Penjaga terbaik dan Maha Penyayang
Dia (Yakub) berkata, “Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?” Maka Allah adalah Penjaga yang terbaik dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang. (Yusuf: 64)
Nabi Yakub mengadukan seluruh gundah gulananya pada Allah dan meyakini luasnya rahmat Allah .
Dia (Yakub) menjawab, “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui. (Yusuf: 86)
BACA JUGA: Saat Allah dan Malaikat Bershalawat Kepada Manusia
Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu putuskan asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” (Yusuf: 87)
Saat sang anak bergelut dengan persoalan kehidupannya, Nabi Yakub mendekatkan dan berdoa kepada Allah untuk anak-anaknya. []