DHAKA -Direktur Save The Children untuk Bangladesh, Mark Pierce mengatakan, para pengungsi tersebut bisa mati karena kelaparan atau dehidrasi karena kekurangan makan dan minum.
Kurangnya jumlah makanan dan minuman ini disebabkan tidak seimbangnya bantuan yang masuk, dengan jumlah pengungsi yang datang ke Bangladesh.
Organisasi kemanusiaan Save The Children menyatakan, kondisi pengungsi Rohingya di Bangladesh sangat mengkhawatirkan. Dia menyebut para pengungsi kekurangan bahanan makanan dan minuman.
Pierce kemudian mengatakan bahwa respon kemanusiaan harus ditingkatkan dengan cepat. “Itu hanya bisa dilakukan jika masyarakat internasional mendongkrak dana bantuan,” katanya.
Hampir 410 ribu orang anggota minoritas Muslim Rohingya melarikan diri dari negara bagian Rakhine di Myanmar, ke Bangladesh untuk menghindari serangan militer. PBB telah mencap aksi di Rakhine sebagai pembesihan etnis.
“Banyak orang Rohingya yang datang dengan kondisi lapar, kelelahan, dan tanpa makanan atau air,” kata Pierce dalam sebuah pernyataan, pada Minggu (17/9/2017) kemarin seperti dilansir Reuters.
“Saya sangat khawatir bahwa permintaan akan makanan, tempat tinggal, air, dan dukungan kebersihan dasar tidak terpenuhi karena banyaknya orang yang membutuhkan. Jika keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka, penderitaan akan semakin memburuk, dan mereka bisa kehilangan nyawa,” pungkasnya.[]