KADANG ada keinginan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Saat isteri memendam banyak sekali perasaan yang tidak bisa ditumpahkan dengan kata-kata, maka mengalirlah air mata.
Ketika isteri menangis, sesungguhnya ia sedang mengekspresikan perasaan dan mencurahkan keinginan yang terpendam.
BACA JUGA: Suami Istri, Saling Menjagalah, Bukan Mencela
Ia ingin mengungkapkan sesuatu, namun tidak mampu dilukiskan dengan kata-kata. Mungkin perasaan sangat bahagia, mungkin perasaan sangat terluka, mungkin perasaan sangat kagum, mungkin perasaan sangat benci.
Air mata lebih bisa mewakili perasaan yang ingin diungkapkan dibandingkan dengan kata-kata. Ada sangat banyak keterbatasan kata untuk mewakili suasana hati.
Bagi para suami, hendaklah semakin pandai memahami bahasa komunikasi yang satu ini. Saat melihat isteri menangis, pahamilah ia tengah berkomunikasi dengan bahasa air mata.
Jika diucapkan dengan kata-kata, tangis istri itu berbunyi, “Ada sangat banyak hal ingin aku sampaikan kepadamu. Namun kata-kata tak bisa mewakili perasaanku.”
Oleh karena itu tidak layak bagi para suami untuk memarahi isteri yang sedang menangis, atau memaksanya untuk diam.
BACA JUGA: Jangan Pelit pada Istrimu
Apalagi jika sampai mengancam dan menggunakan kekerasan dalam rangka membuat sang isteri menghentikan tangisnya. Bukankah ia sedang berkomunikasi lewat tangisnya, mengapa dipaksa diam?
Para suami harus bersedia mendengar dan menampung tangis isterinya, sebagai bagian dari media berkomunikasi. []
SUMBER: CAHYADI TAKARIAWAN