Oleh: Riza Febrita (Ummu Zayta)
Kontributor Islampos, tinggal di Bogor, Jawa Barat
MENERIMA ilmu itu butuh iman. Efek dari ilmu itu adalah takut kepada Allah. Bukan malah membuat Allah murka karena menempatkan ilmu tidak pada tempatnya.
Terkadang baru tahu sedikit ilmu, sudah merasa lebih baik, meremehkan dan mudah menjust sana sini. Bahkan dijadikan bahan untuk merendahkan suami. Padahal ilmu Allah itu teramat luas yang sebenarnya banyak perkara yang belum tergali atau tidak diketahui.
Mungkin banyak teori, menguasai ilmu dan sudah membaca segudang tulisan tapi ternyata tak berbekas sama sekali terhadap amalan. Tujuan ilmu sulit diraih.
BACA JUGA: Sulit Mengajak Anak untuk Taat, Apa Yang Salah?
Bukankah ilmu itu membuat taat, takut bermaksiat dan jauh dari akhlak tercela.
Mencari ilmu dengan waktu sisa serta banyaknya dosa yang harus ditaubati tentu tak akan sama nilainya dengan orang yang terbiasa sedari kecilnya dengan ilmu dan amal.
Jika mau jujur, sejak kita baligh sudah berapa banyak maksiat yang kita lakukan? Berapa hari kita telah meninggalkan sholat, puasa atau membuka aurat? Bukankah dosa yang belum ditaubati itu akan menjadi hijab/ penghalang dalam beramal?
Karena itu wajar bila kita butuh waktu untuk mengejar semua ketertinggalan dan yang tidak bisa tidak, harus menanggung konsekuensi dari sebuah kesalahan.
Bagi orang yang mengaku beriman Allah akan menyegerakan hukuman dan musibah dari setiap kelalaiannya.
Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda, “Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada hamba-Nya, Allah akan segerakan sanksi untuknya di dunia. Dan apabila Allah menginginkan keburukan kepada hamba-Nya, Allah akan menahan adzab baginya akibat dosanya (di dunia), sampai Allah membalasnya (dengan sempurna) pada hari Kiamat.” (HR. At-Tirmidzi dan Al Hakim dari Anas bin Malik)
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan, Allah akan memberinya musibah.” (HR. Al-Bukhari).
Terkadang orang tidak mau menyempatkan diri untuk menuntut ilmu, mengkaji Islam atau mengupayakan dirinya dekat dengan Allah dengan dalih tak punya waktu. Akhirnya memilih fokus mengatasi problemnya yang tidak tahu kapan ujungnya.
BACA JUGA: Bahteramu Mau Dibawa Kemana?
Padahal ia lupa bahwa mendekat Allah justru solusi untuk menyelesaikan semua problematikanya. Semakin menjauh justru menambah panjang waktunya dalam menerima konsekuensi perbuatannya.
Hakikatnya ketika seseorang disibukkan dengan musibah, Allah sedang membersihkan dosanya. Oleh karenanya bukan malah menghindari jalanNya -membekali diri dengan ilmu-.
Akan tetapi menambah kuantitas dan memprioritaskan untuk hal yang diridhoiNya itu. Sehingga dengan kesungguhan itu Allah akan mudahkan baginya dalam mendapatkan berkah dari sebuah ilmu yakni amalan yang terbaik.
Wallahu a’lam. []