Oleh: Riza Febrita (Ummu Zayta)
Kontributor Islampos, tinggal di Bogor, Jawa Barat
zayta2010@gmail.com.
TERSAKITI adalah bagian dari musibah. Tak ada manusia yang mau dirinya tersakiti. Hal ini terjadi kadang di luar dugaan. Selalu ada saja perkara yang memicu untuk tersakiti dan menyakiti. Sedihnya tak jarang ini terjadi justru dengan orang yang dikenal bahkan dengan orang terdekat.
Tak ada asap tak ada api, semua terjadi tentu ada sebabnya. Tak ada keburukan apapun yang kita terima melainkan karena dosa sendiri.
BACA JUGA: Saat Kau Kesulitan Mengamalkan Ilmu
Allah Ta’ala berfirman,
مَاۤ اَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ۖ وَمَاۤ اَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَّـفْسِكَ
“Kebajikan apa pun yang kamu peroleh adalah dari sisi Allah dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 79)
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah –rahimahullah- mengatakan, “Di antara akibat dari berbuat dosa adalah menghilangkan nikmat dan akibat dosa adalah mendatangkan bencana (musibah). Oleh karena itu, hilangnya suatu nikmat dari seorang hamba adalah karena dosa. Begitu pula datangnya berbagai musibah juga disebabkan oleh dosa.” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)
Ada orang bisa menerima dengan lapang dada karena dia yakin pernah melakukan kesalahan yang sama. Tapi tidak bisa menerima saat dirinya merasa benar. Apakah betul kita tidak pernah melakukan dosa pada kesempatan yang lain? Bukankah bisa saja Allah membalas melalui itu.
Nabi Yunus ‘alaihi salam ditelan ikan paus setelah berputus asa dan meninggalkan kaumnya. Namun apa yang beliau lakukan selama di dalam perut ikan? Apakah menyalahkan kaumnya yang jelas memang tidak mau beriman kepada Allah? Tidak, beliau hanya meminta ampun dan berdoa kepada Allah. Hingga Allah abadikan doanya dalam Al-Qur’an.
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
T”idak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Anbiya’ : 87)
Allah pun mengampuni dosa beliau dan dengan izinNya saat beliau kembali, kaumnya sudah beriman kepada Allah.
BACA JUGA: Lelahmu Sama, Apa yang Membedakanmu, Ibu?
Jika bagi kita Nabi Yunus hanya melakukan kesalahan kecil, tapi Allah menegur beliau, bagaimana dengan dosa kita yang sudah menggunung? Yakin akan bebas dari musibah atau mendapatkan perlakuan buruk dari manusia?
Maka meminta ampun lah kepada Allah dan fokuslah dengan dosa sendiri.
Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang menekuni istighfar, Allah akan menjadikan dari setiap kesedihan kelonggaran, dan dari setiap kesempitan jalan keluar dan memberi rizki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Ibn Majah).
Dengan itu kita terjaga dari sakit hati dan Allah akan bersihkan hati serta menyelamatkan kita dari fitnah dunia.
Wallahu a’lam bi showab. []