PRINGSEWU—Bupati Pringsewu, Lampung KH Sujadi menjelaskan bahwa Rukun Santri ada enam. Rukun santri ini diambil dari enam huruf yang ada pada kata Santri. Hal ini ia sampaikan saat memimpin Apel dan Jalan Sehat Sarungan (JSS) dalam rangka Hari Santri Kabupaten Pringsewu 2018 di Pendopo Pringsewu, Senin (22/10/2018).
Rukun Santri yang pertama adalah Santun. Seorang santri menurutnya, harus mengedepankan sikap tawadhu’, rendah hati dan santun kepada sesama terlebih kepada orang tua. Santun ini tegasnya, baik dalam kondisi tidak emosi maupun dalam kondisi jiwa yang sedang emosi atau pun marah.
BACA JUGA:Â BDK Aceh Gelar Apel Hari Santri Nasional
Rukun Santri yang kedua adalah Amanah. Apapun amanah yang telah diterima, seorang santri harus menjaga dan memelihara amanah yang sudah diberikan kepadanya dengan baik.
Rukun Santri yang ketiga ujar Mustasyar PCNU Pringsewu ini adalah Nasionalis. Santri paparnya, harus terbuka dan mampu berintegrasi dengan lingkungan sekitar secara baik. Santri tidak eksklusif dan mampu bergaul dengan siapa saja di tengah kebhinekaan yang merupakan sunatullah (kepastian dari Allah).
Rukun santri keempat adalah Tertib, yakni mampu menggembleng diri untuk memiliki ketertiban dan akan menjadi modal saat mendatang memimpin negeri ini.
Rukun Santri yang kelima adalah Religius dengan dengan terus mengamalkan ilmu yang didapat dari para kiai. Dengan pengamalan ilmu maka keimanan dan ketakwaan pada Allah akan lebih meningkat dan memberi manfaat baik di dunia maupun di akhirat.
Rukun Santri yang terakhir adalah Inovatif. Santri menurutnya harus mampu menjawab tantangan zaman dengan inovasi-inovasi sehingga mampu menghasilkan hal yang baru namun tetap mempertahankan hal baik yang sudah menjadi budaya luhur bangsa.
Dengan Rukun Santri dan peringatan Hari Santri ini, Abah Jadi, begitu ia biasa disapa, mengajak seluruh warga masyarakat khususnya para santri untuk menancapkan pesan Syeikh KH Hasyim Asy’ari yang telah membuat paku tegaknya Indonesia yaitu Resolusi Jihad.
“Resolusi Jihad oleh KH Hasyim adalah paku tegaknya Indonesia. Semangat juang santri dan masyarakat tersulut untuk memerdekaan Indonesia sehingga lahirlah pekik 10 November yang diperingati sebagai Hari Pahlawan,” jelas Alumni Pesantren Kalibeber Jawa Tengah ini.
BACA JUGA:Â Hari Santri Nasional, Kyai Ma’ruf Imbau Santri Tak Hanya Belajar Al-Qur’an
Sejak sebelum kemerdekaan, saat merebut kemerdekan, setelah kemerdekaan diraih, sampai dengan saat ini dan selamanya santri tidak pernah absen ikut mewarnai zaman dengan berkomitmen mempertahankan sekaligus mengisi kemerdekaan.
Pada kesempatan tersebut Abah Jadi menyerahkan secara simbolis bibit tanaman kepada pengasuh pondok pesantren dan ketua PCNU Pringsewu yang selanjutnya akan ditanam oleh para santri dan masyarakat di Kabupaten Pringsewu.
Dengan 30.000 bibit tanaman penghijauan dan buah-buahan yang akan ditanam tersebut ia berharap kiprah santri menyelamatkan dan menyejukkan alam Kabupaten Pringsewu akan dapat terwujud. []
SUMBER: NU.OR.ID