Oleh: Parmadi Kasep
yaamusaifiyah@gmail.com
MEREKA tidak akan berhenti membersamai kita hingga hari akhir tiba, membersamai mengajak umat manusia ke dalam kesesatan yang nyata. Pesona yang dihadirkan membutakan mata hati manusia, padahal itu semua hanya semu semata.
Imam Ghazali mengajak kita untuk mengenali sejumlah keadaan yang membuat setan “berpesta pora”, karena keberhasilannya menggoda manusia.
Pertama, terjadinya perceraian rumah tangga. Iblis sebagai pimpinan para setan selalu memuji semua keberhasilan dan jerih payah anak buahnya, tetapi iblis jauh lebih senang dan berupaya akan membanggakan kelompok setan yang berhasil menceraikan suami istri.
“….Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat…..” (QS al-Baqarah [2]: 102).
Kedua, durhaka kepada orang tua. Kelompok-kelompok setan akan selalu berupaya agar manusia tidak hormat kepada orang tuanya, bahkan berharap supaya manusia tidak mau peduli dan tidak mau memperhatikan keadaan kedua orang tuanya.
Jika kemudian mendapati manusia benar-benar sudah pada titik menyakiti dan durhaka kepada orang tuanya maka bisa dipastikan setan benar-benar sedang mengibarkan panji kemenangannya. Mereka la’natullah ‘alaihim akan saling mengucap selamat dengan riang.
Ketiga, perkelahian sampai membunuh atau terbunuh.
“Pembunuh dan yang dibunuh sama-sama di neraka.” (HR Mutafaq alaihi).
Jika seorang hamba yang beriman mudah dan pada akhirnya terjerembab dalam kawah panas api neraka maka saat-saat itu terkirimlah hidangan pesta bagi kelompok setan. Hal yang tentu saja penting buat kita adalah jangan mau kita diajak berkelahi apalagi sampai membunuh.
Keempat, pecandu khamar dan yang sejenis seperti halnya juga narkoba.
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS 5:90).
Orang yang banyak mengonsumsi khamar dan narkoba, berarti sedang dalam keadaan superlalai kepada Allah. Dan, tepatlah jika disebut bahwa orang yang mencandu khamar sedang diajak dalam sebuah pesta setan yang langsung diaransemeni iblis.
Kelima, tenggelam dalam dosa zina dan merasa nyaman dengan aktivitas faahisyah.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS al-Isra’ [17]: 32).
Orang yang berzina takluk dengan hawa nafsu. Filter keimanannya jebol dan tidak bisa mengontrol. Karena itulah setan sangat mudah masuk dan berpesta.
Keenam, ketagihan duit haram, seperti menipu, mencuri, merampok, mengorupsi, dan bermain riba. Berikutnya, “Attakabburru bil hasadi wal intiqoomi,” angkuh dan sangat sombong bahkan dibarengi dengan sifat dengki, pemarah, dan dendam.
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Luqman:18).
Ilustrasinya sangat jelas karena semua sifat ini adalah yang melekat pada diri setan. Berarti ketika manusia juga mempraktikkan sifat setan ini, mereka bersama sedang berpesta pora.
Ihwal lain pesta setan adalah ketika manusia ada yang ingin menjadi dukun dan mengamini apa yang diucapkan dukun. Diriwayatkan oleh al-Bazzar dari ‘Imron bin Hushoin,
“Bukan termasuk golongan kami, siapa saja yang mendatangi tukang ramal atau membenarkan ucapannya, atau siapa saja yang melakukan perbuatan sihir atau membenarkannya.”
Terakhir, puncak kegembiraan setan dengan tingkat pesta yang luar biasa adalah manusia mati dalam keadaan maksiat, bahkan mati dalam keadaan tak berislam.
“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka dilaknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya.” (QS. Al-Baqoroh: 161).
Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari nafsu maksiat dan godaan setan yang terkutuk. []