IBLIS adalah musuh yang nyata bagi manusia. Iblis telah menyatakan perang tanpa pandang bulu untuk melawan umat manusia atau keturunan Nabi Adam alaihissalam.
Tekadp buruk iblis diabadikan dalam Alquran.
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
“Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka.” (QS Al-Hijr: 39-40)
BACA JUGA: Agar Makan Tak Disertai Setan
Pertempuran awal antara iblis dan manusia terjadi pada saat manusia keluar dari rahim ibunya. Hadits Bukhari dan Muslim menyebutkan tentang sabda Nabi Muhammad SAW:
ما من مولود يولد إلا نخسه الشيطان، فيستهل صارخا من نخسة الشيطان، إلا ابن مريم وأمه
“Tidaklah seorang bayi dilahirkan kecuali setan pasti menikamnya hingga dia menangis keras karena tikaman tersebut, kecuali Ibnu Maryam (Isa) dan ibunya.”
Adapun pertempuran terakhir yang dihadapi setan adalah ketika manusia berada di detik-detik terakhir menjelang kematian. Setan akan berusaha keras sedemikian rupa menggodanya karena saat itulah detik-detik yang menentukan kondisi manusia di akhirat.
Bahkan seakan-akan manusia yang sedang dalam sakaratul maut itu sedang melihat setan. Setan akan mengundang teman-temannya yang lain, dan berkata,
“Ayo buruan kumpul di sini, jika kalian tidak bisa menyesatkannya pada hari ini, kalian tidak lagi bisa menggodanya selamanya.”
Maka, setan memang lebih kejam kepada anak Adam ketika ada di ujung kematian. Untuk memastikan kematiannya berada dalam kondisi yang tidak taat, tidak beriman, dan melakukan hal buruk.
Setan mengawasi betul-betul orang yang sedang dalam sekarat sampai akhir ajalnya untuk memastikan orang tersebut meninggal secara su’ul khatimah.
Dan ketika seseorang yang sedang sakaratul maut ingin menunjukkan ketaatan pada Allah SWT, setan tidak tinggal diam.
Setan melempar anak panah terakhirnya, dan berharap panah beracunnya itu mengenai Si Fulan dan agamanya. Para ulama mengistilahkan keadaan tersebut dengan sebutan “kehadiran setan di ujung kematian”, dan mereka membuktikan kehadiran tersebut. Rasulullah SAW bersabda:
اللهم إني أعوذ بك من التردي والهدم، والغرق والحريق، وأعوذ بك أن يتخبطني الشيطان عند الموت، وأعوذ بك أن أموت في سبيلك مدبرا
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebinasaan (terjatuh), kehancuran (tertimpa sesuatu), tenggelam, kebakaran, dan aku berlindung kepada-Mu dari dirasuki setan pada saat mati, dan aku berlindung kepada-Mu dari mati dalam keadaan berpaling dari jalan-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari mati dalam keadaan tersengat.” (HR At-Tirmidzi dari Abu al-Yusr)
BACA JUGA: Awas, Inilah Tipu Daya Setan di Media Sosial
Maksud dari ‘dirasuki setan saat meninggal’, yaitu seperti yang dikatakan qadhi ‘Ayyadh. Bahwa, setan membawa seseorang tergelincir dan bergumul pada suatu pikiran dan ilusi.
Imam Syaukani menjelaskan, ketika seseorang ada di ujung kematian, setan menggoda, berbisik, dan berusaha mengalihkan perhatian agar orang tersebut tidak mengucapkan kalimat syahadat. Saat itu setan terus berupaya mencegah pertaubatan hamba tersebut dan menghalanginya keluar dari kegelapan.
Dengan harapan, hamba tersebut tetap berada dalam penyimpangan dan tidak mau dipindahkan dari dunia yang fana ini ke akhirat. Hingga akhirnya, hamba tersebut meninggalkan dunia dalam kondisi yang buruk dan rasa marah kepada Allah SWT. []
SUMBER: ISLAMWEB