SABAR merupakan pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten dalam menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan.
Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin ra berkata “Sabar adalah menungguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah.” (Syair Tsalatul Ushul,hal.24)
BACA JUGA: Belajar dari Kesabaran Nabi Ibrahim
Kesabaran juga merupakan salah satu hal berat dalam hidup setelah ikhlas. Karakter sabar tidak dapat dengan mudah di raih oleh orang-orang yang tidak di beri petunjuk dari Allah atas perintah kesabaran
Allah memberikan cobaan berupa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta benda, jiwa dan buah-buahan. Allah pun menjamin orang-orang yang sabar apabila ditimpa musibah akan diberikan sesuatu berita gembira yang pasti tidak akan di sangka oleh jiwa-jiwa yang sabar tersebut. Buah kesabaran akan selalu mendatangkan kebaikan yang lebih besar dari kesabaran itu sendiri.
BACA JUGA: Hubungan Sabar dan Tawakkal dengan Zaman
Kesabaran itu ibarat jamu yang sangat pahit rasanya saat mencicipi atau merasakannya. Namun kelamaan akan terasa manis dengan khasiatnya. Begitu juga dengan sabar, ia akan terasa pahit di awal cerita namun ketika di akhir akan terasa manis. Sungguh beruntung orang–orang yang bisa menahan gejolak jiwanya dan bersabar dalam setiap takdir yang menimpanya.
Proses sabar memang sangat terasa pahit.karena yang indah itu adalah hasilnya, dan keindahan itu akan tampak di depan mata serta akan baik di rasa apabila kita telah benar-benar memperjuangkannya. []
RENUNGAN adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim tulisan Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos.