SABAR adalah kata yang sangat sering kita dengar. Ketika teman kita tertimpa musibah, yang kali pertama dikatakan adalah kata “sabar”. Karena Allah berjanji bahwa orang-orang yang senantiasa sabar sesungguhnya akan mendapatkan kebahagiaan.
Namun, banyak orang yang menyalah artikan kata sabar ini. Menurut sebagian orang sabar adalah diam dengan ujian yang sedang dihadapi. Berpasrah kepada Allah tanpa berbuat apapun.
Semestinya kita paham bahwa esensi dari sabar itu sendiri bukanlah hanya diam atas apa yang menimpa kita. Bukankah Allah telah menjelaskan bahwa Dia hanya akan merubah suatu kaum ketika kaum itu merubah nasibnya sendiri. Termasuk ketika kita mendapat masalah.
Pasrah memanglah perlu, tapi pasrah yang seperti apakah itu? Yaitu pasrah kepada Allah beriringan dengan usaha maksimal kita kepada Allah.
Beberapa pamaham yang salah bahwa diam itu hanya sekedar berdiam diri tanpa ada hal yang dilakukan. Mestinya kita tahu bahwa sadar bukan hanya berdiam diri menunggu Allah mengubah nasib kita sedangkan tak ada satu pun yang kita perbuat. Beberapa pengertian sabar di bawah ini semoga membuat Anda lebih sadar akan sabar itu sendiri.
BACA JUGA:
Balasan untuk Orang-orang yang Sabar
Belajar Sabar dan memaafkan, dari Rasulullah
Yang pertama, sabar itu adalah menekan emosi dan keinginan. Jadi, ketika kita berkata sabar namun emosi kita masih melonjak-lonjak, sungguh itu bukanlah sabar. Sikap sabar adalah penekanan emosi dan keinginan kita dalam diri sehingga tidak terciptanya hal-hal yang tidak diinginkan.
Yang kedua, sabar itu adalah pengendalian diri. Dalam hal sabar, kita harus mampu mengendalikan diri kita dalam berbagai hal. Terkadang, diri kita tidak terkontrol karena stimulus negatif dari luar. Inilah pentingnya pengendalian emosi atau sabar itu sendiri.
Yang ketiga, berpikir panjang. Ketika kita tertimpa masalah kemudian harus memutuskan sesuatu, sudah seharusnya sebelum memutuskan kita berpikir panjang. Di sinilah proses sabar terjadi. Sabar bukan berarti pasrah terhadap keadaan, tapi sabar merupakan tindakan nyata kita dalam menerima ketentuan dari Allah dengan cara berpikir panjang dalam memutuskan sesuatu.
Yang keempat, memafkan. Sabar berarti memaafkan kesalahan orang lain. Hidup ini tidak akan pernah terlepas dari sebuah kesalahan. Terkadang, kesalahan seseorang yang membuat kita sakit hati akan sulit termaafkan. Di sinilah Allah menguji tingkat kesabaran kita. Apakah kita mau memaafkannya atau tetap membencinya. []