BANGLADESH-Saddam Hossein, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun, harus menyeberangi perbatasan Myanmar-Bangladesh tanpa ayah dan ibu untuk bertahan hidup.
Seperti dilansir worldbulletin, Saddam mengatakan bahwa ayahnya sudah ditembak mati oleh militer Myanmar sedangkan ibunya hilang di perbatasan.
“ketika ayah saya ditembak mati oleh militer Myanmar, saya dan ibu berlari menyelamatkan diri, namun saya kehilangan ibu di perbatasan,” ucap Saddam.
Saddam Hossain akhirnya menyeberangi perbatasan tanpa ayah dan ibu. Saddam adalah bagian dari 421.000 Muslim Rohingya yang menyelamatkan diri ke Bangladesh sejak 25 Agustus lalu,di mana saat ini Saddam telah berada dikamp pengungsi Nayapara.
Kehidupan Saddam dahulunya dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang dari orang tuanya, dia belajar di sebuah sekolah Islam di Myanmar dan memiliki teman yang banyak.
Namun kekerasan yang dilakukan oleh militer Myanmar menjadi sebuah bencana yang merubah segalanya.
Saddam kehilangan kedua orang tuanya, bahkan Saddam menyaksikan sendiri bagaimana tentara Myanmar melemparkan obor untuk membakar rumah mereka.
Dan hingga saat ini, peristiwa tersebut masih menyisakan trauma besar untuk Saddam Hossain. []