ABU Mahdzurah masuk Islam di daerah Ji’ranah, sebuah tempat dimana Rasulullah singgah setelah menaklukkan Thaif.
BACA JUGA: Sahabat yang Ditolong Singa
Suaranya yang merdu membuat Rasulullah ingin mengajarinya adzan, beliau lalu menulis surat kepada pembantunya di Makkah. Beliau ingin menjadikan Abu Mahdzurah sebagai muadzin di Masjidil Haram, yang kemudian dilanjutkan oleh anak cucunya.
Rasulullah pun pernah mengusap dada dan rambut Abu Mahdzurah.
Ibnu Muhayriz pernah berkata, “Aku melihat Abu Mahdzurah dengan rambut panjang. Aku berkata, ‘Paman, mengapa kau tidak mencukur rambutmu? ‘Abu Mahdzurah menjawab, ‘Aku tak mau mencukur rambut yang pernah diusap dan didoakan dengan keberkahan Rasulullah.”
BACA JUGA: Ayah Sahabat yang Meninggal dan Keadaan Musyrik
Abu Mahdzurah begitu memerhatikan rambutnya itu, ia sama sekali tidak ingin mencukur rambutnya. Jika ia duduk dan rambutnya tak diikat, panjangnya bisa menyentuh tanah. []
Sumber: Walid al-A’zhami, Nabi Muhammad di Hati Sahabat., hal 243, 244.