JAKARTA—Diperkirakan jumlah buruh migran Indonesia yang berada di luar negeri sebesar 4,3 juta orang. Bahkan, sebagian besar di antara mereka adalah perempuan (sekitar 70%) dan bekerja di sektor domestik (sebagai pembantu rumah tangga) dan manufaktur.
Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Founder Sahabat Kita Foundation Ian Saputra saat pre launching NGO Sahabat Kita Foundation di Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat. Selain itu ia mengatakan, dari sisi usia, sebagian besar mereka berada pada usia produktif (di atas 18 tahun sampai 35 tahun).
“Sementara itu, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mencatat Korea Selatan menjadi negara favorit calon Tenaga Kerja Indonesia yang menginginkan bekerja di luar negeri, hal ini karena gajinya yang tinggi,” katanya kepada Islampos.com di Jakarta Pusat, Ahad (15/4/2018).
Ia menambahkan, negara tujuan berikutnya adalah Hongkong lalu Taiwan. Saat ini, kata Ian jumlah TKI di Korea Selatan lebih dari 50 ribu orang. Mayoritas, para TKI bekerja di sektor manufaktur, pertanian, peternakan dan perikanan.
“Di Korea terdapat banyak paguyuban dari berbagai asal daerah TKI di Indonesia. Namun, belum ada suatu organisasi legal yang menaungi para TKI di Korea Selatan,” ungkapnya.
Ian menjelaskan, Komunitas Sahabat Kita Foundation berusaha menyatukan semua paguyuban yang ada, namun masih sebatas kegiatan komunitas TKI yang belum terorganisasi dengan matang. []
Reporter: Rhio