Oleh: M. Fibra Wijaya
fibrawijaya@gmail.com
DALAM kehidupan kita pasti tidak bisa hidup sendiri, karena memang manusia adalah makhluk yang zoon politicon (makhluk sosial). Artinya setiap manusia sangat membutuhkan teman untuk berinteraksi dan tidak bisa hidup sendiri-sendiri.
Akan tetapi, secara fitrahnya mausia juga sangat membutuhkan teman yang di anggap spesial untuk di jadikan tempat untuk saling menceritakan masalah dan kesenangan yang ada supaya beban hati berkurang, itulah indahnya sahabat.
BACA JUGA: Hudzaifah bin Yaman, Sahabat yang Bisa Melihat Tanda Kemunafikan
Sahabat sangat menentukan sifat dan karakter kita. Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda, “Pemisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR Bukhari 5534 dan Muslim 2628).
Hadits ini menjelaskan bahwa, paling tidak ada dua kemungkinan jika kita berteman dengan orang baik, maka kita akan menjadi baik atau paling tidak kita mendapatkan percikan kebaikan darinya. Begitu juga sebaliknya, apabila kita berteman dengan orang buruk, maka kita akan menjadi orang yang buruk atau paling tidak kita mendapatkan dampak dari keburukannya.
Selain itu juga, sahabat sejati juga bisa menjadi sahabat sampai ke surga nanti. Lalu sahabat seperti apa yang bisa mengantarkan kita ke surga kelak?
Bersahabat karena Allah
Kebanyakan orang mencari teman atau sahabat hanya untuk memenuhi kebutuhanya saja, bersahabat ketika ingin memerlukan sesuatu, dan persahabatanya akan hilang ketika ia tidak lagi dibutuhkan. Persahabatan seperti ini bukan yang dicontohkan oleh Rasulullah dan persahabatan seperti ini biasanya tidak akan berbekas di hati karena persahabatanya hanya didasari nafsu bukan karena Allah SWT.
Rasulullah telah mencontohkan kepada kita bahwa sahabat karena Allah adalah sahabat yang selalu ada dalam kondisi apapun baik suka maupun duka, sahabat seperti inilah yang bisa menyelamatkan kita apabila kita tidak ditemukanya di surga nanti.
Mudah memaafkan
Islam mengajarkan agar sesama muslim harus saling memaafkan. Memberi ataupun meminta maaf adalah perkara mudah, namun agak berat bagi sebagian seorang. Nabi sudah mengingatkan kita agar tidak marah dan tidak saling bertegur sapa dengan teman tidak melebihi tiga hari. Padahal dengan saling memaafkan, hati akan menjadi tenang dan terhindar dari sifat dendam dan penyakit hati lainya.
BACA JUGA: Abu Ubaidah, Sahabat yang Jujur dan Kuat
Selalu ada dalam kondisi suka maupun duka
Sahabat sejati adalah sahabat yang selalu hadir dalam kondisi apapun, baik susah maupun senang. Memliki sahabat yang setia merupakan anugerah yang luar biasa. Yang selalu bahagia ketika kita sukses dan mendapatkan keberhasilan. Sebaliknya, ketika kita ditimpa masalah, dia juga turut merasakan kepedihan sekaligus mencarikan solusinya.
Berani jujur untuk kebaikan
Sahabat sejati adalah mereka yang berani berkata jujur, meskipun itu nantinya itu bisa menyakitkan hati kita, sahabat yang baik akan mengatakan apa adanya. Dia tidak ingin berkata bohong hanya karena tidak ingin dibenci oleh temanya. Dan sahabat yang baik akan selalu menasihati kita ketika kita melakukan melakukan perbuatan maksiat.
Semoga kita bisa menemukan sahabat sejati yang bisa mengantarkan kita ke surga atau bisa mencari kita kala kita tidak ditemukanya di surga nanti. Waullahua’lam. []
RENUNGAN adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim tulisan Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos.