BERBICARA tentang memuliakan orangtua terutama kepada sang ibu, kita perlu banyak belajar dari kisah mulia seorang sahabat Rasulullah. Pemuda ini tidak pernah durhaka kepada ibunya, walaupun kehidupanya yang sangat kurang. Ia adalah Uwais Al-Qarni sahabat yang belum pernah bertemu dengan Rasulullah.
Uwais Al-Qarni adalah seorang sahabat baginda Rasulullah yang sangat memuliakan ibunya, Uwais Al-Qarni tinggal di yaman bersama ibunya yang sudah tua dan berpenyakit. Uwais Al-Qarni adalah pemuda miskin dan mempunyai penyakit kulit, karena penyakit kulitnya itu kulitnya menjadi belang-belang.
Uwais Al-Qarni bukan pemuda yang terkenal di masyarakat sekitarnya, namun namanya pernah disebut-sebut oleh Rasulullah, Uwais Al-Qarni adalah pemuda yang sangat dicintai oleh Allah dan terkenal di langit.
Beliau mencari nafkah untuk kehidupannya sehari-hari dengan berdagang dan menggembala kambing-kambing milik tetangganya. Suatu hari, Uwais Al-Qarni berkata, “Tidak akan pernah terlontarkan dari mulut ibuku, kecuali akan aku lakukan semua apa yang ibuku inginkan.”
Pernah suatu ketika ibunya berkata kepada Uwais Al-Qarni, “Anakku, mungkin ibu ini tidak akan lama lagi akan hidup bersamamu, mohon ikhtiarkan agar ibumu bisa mengerjakan ibadah haji.”
BACA JUGA: Kisah Uwais, Manusia Penghuni Langit
Mendengar permintaan sang ibu, Uwais Al-Qarni pun menjadi termenung. Uwais Al-Qarni memikirkan bagaimana perjalanan dari Yaman ke Mekkah itu sangatlah jauh.melewati padang tandus yang sangat panas, karena biasanya orang-orang memakai unta dan membawa perbekalan yang banyak. Lantas bagaimana Uwais Al-Qarni bisa melakukan hal ini sementara dia pemuda miskin dan tidak mempunyai kendaraan?
Uwais Al-Qarni terus memikirkan bagaimana caranya bisa memberangkatkan sang ibu ke tanah suci Mekkah, sementara ia adalah seorang pemuda miskin dan tidak mempunyai kendaraan seperti orang-orang pada umumnya.
Akhirnya Uwais Al-Qarni membeli seekor anak lembu, kira-kira untuk apa dia membeli anak lembu itu? Karena tidak mungkin Uwais Al-Qarni pergi haji menggunakan anak lembu itu. Lalu Uwais Al-Qarni pun membuatkan kandang untuk anak lembu tersebut.
Uwais Al-Qarni membuatkan kandang untuk anak lembu itu di puncak bukit. Setiap pagi, Uwais Al-Qarni selalu menggendong anak lembu tersebut. Ia menggendong anak lembu itu naik turun bukit. Hingga setiap hari orang-orang di sekitar selalu menyebut Uwais seperti orang gila.
Tak pernah ada hari-hari yang dilewatkan oleh Uwais Al-Qarni. Setiap hari ia menggendong anak lembu itu naik turun bukit, dan semakin hari anak lembu itu semakin menggemuk dan membesar, dan semakin besar pula tenaga yang harus Uwais tanggung. Tetapi, karena Uwais Al-Qarni selalu berlatih setiap hari anak lembu yang semakin membesar itu sudah tidak terasa lagi.
Delapan bulan telah berlalu, hingga sampailah di musim haji. Anak lembu Uwais Al-Qarni kini telah mencapai seratus kilogram, begitu juga dengan Uwais Al-Qarni yang tenaganya semakin kuat.
Tahukah orang-orang apa yang dilakukan Uwais Al-Qarni selama ini menggendong anak lembu naik turun bukit setiap hari, hingga lembu itu besar? Ternyata, ia lakukan semua itu untuk berlatih menggendong ibunya dari Yaman ke tanah suci Mekkah.
Uwais Al-Qarni menggendong ibunya dari Yaman ke Mekkah dengan berjalan kaki. Bertapa cintanya Uwais Al-Qarni kepada ibunya, tak heran mengapa ia menjadi pemuda yang sangat dicintai Allah dan terkenal di langit.
Saat Uwais Al-Qarni dan ibunya wukuf di Ka’bah ibunya terharu dan menangis tiada henti, melihat indahnya Baitullah yang tengah berada di hadapanya.
Di hadapan Ka’bah itu Uwais Al-Qarni berdoa, ‘”Ya Allah, ampunilah semua dosa ibuku.”
Lalu ibunya keheranan dan berkata, “Lalu bagaimana dengan dosamu wahai anakku?”
Uwais Al-Qarni pun menjawab, “Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga, cukuplah dengan ridho dari ibu yang nantinya akan membawaku ke surga.”
Begitulah keinginan Uwais Al-Qarni untuk ibunya, Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian memberikan karunia kepada Uwais Al-Qarni. Uwais Al-Qarni sembuh dari penyakit kulitnya itu, hanya bulatan kecil yang tersisa di tengkuknya.
Ternyata bulatan putih di tengkuknya itu, tanda agar ia dikenali oleh dua sahabat Nabi yaitu Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib.
Dua sahabat Nabi itu sengaja mencari Uwais Al-Qarni di sekitaran Ka’bah. Karena, Rasulullah berpesan, “Di zaman kamu nanti akan lahir seseorang yang do’anya sangat makbul, kalian pergilah cari seseorang itu. Dia akan datang dari Yaman, dan dia juga dibesarkan di Yaman.”
BACA JUGA: Rasulullah Kisahkan tentang Uwais al Qarny
Begitulah kisah salah satu sahabat Rasulullah yang sangat memuliakan ibunya. Uwais Al-Qarni, rela dan ikhlas menggendong ibunya dari Yaman ke Mekkah demi menuruti apa yang diinginkan oleh ibunya.
Alangkah baiknya kitapun menuruti kisah teladan dari sahabat Nabi ini, karena memang pada hakikatnya durhaka kepada orangtua terutama ibu itu dosa yang sangat besar. Sebagaimana hadits berikut ini:
“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu durhaka kepada ibumu dan menolak kewajibanya, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya, demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan).” (HR Bukhari dan Muslim) []
REDAKTUR: SYIFA MIFTAHUL RAHMA | SUMBER: KEMENAG.GO.ID | ISLAM.NU.OR.ID