SUATU ketika didapatilah seorang ulama yang memiliki banyak santri. Problema masyarakat yang kurang terhadap ilmu agama sering membuat para santri tidak suka dengan perkumpulan orang-orang bebas di sekitar lingkungannya.
Begitu sangat perhatian santrinya kepada beliau. Tak ingin mengecewakan dan menginginkan untuk membangun pesantrennya. Para santri biasanya membantu demi kemajuan pesantren.
Saat itu para santri yang masih berpenampilan khasnya memakai sarung dengan baju koko yang begitu kental dengan ketaatan kepada seorang guru.
Sewaktu-waktu para santri hendak biasa berjalan dan tiba-tiba menemui orang-orang yang tidak wajar dan kurang ajar dihadapan umum. Sehingga melihat kejanggalan yang terjadi. Para santri pun memberikan olokan dan saran.
Namun di waktu lain seseorang yang merasa tersakiti oleh ulah sang santri. Ia mengadu kepada gurunya mengenai hal santrinya itu. Ia malah memaki seorang guru yang tidak tau asal-usul kemarahannya.
Karena sakit hati dari sang guru atau ulama diketahui seorang santri mereka berusaha mempercayai bahwa ulama tersebut baik-baik saja. Esok harinya seorang yang pernah memarahi ulama karena ulah santrinya yang kurang sopan merasakan sakit dan sakit yang tidak kunjung sembuh hingga akhirnya meninggal dunia.
Sebagaimana dari kejadian tersebut jelaslah ulama sangatlah perlu dijaga kehormatannya. karena “Ulama adalah pewaris Nabi”, diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya sebagai mu’allaq, dan juga oleh Ahmad (5:196), diriwayatkan pula oleh Tirmidhi, Darimi, Abu Dawud, Ibn Hibban, Ibn Majah, Bayhaqi dalam kitabnya Syu’abul Iman.
Dari kejadian tersebut ternyata mengandung arti bahwa jangan sampai menyakiti seorang ulama sekalipun. Bisa jadi hal yang didapat oleh seorang yang menyakitinya akan merasakan sakit yang dialami. []