“Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah gulanaan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya,” (HR. Bukahri).
SAKIT adalah sarana kita untuk tafakur, memohon ampun dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bukankah kita ingin sekali dihapuskan dosa-dosa kita yang sudah terlalu banyak ini? Sakit semestinya menjadi kesempatan emas untuk semakin memperbanyak syukur.
Karena dengan kondisi itu, Allah SWT sedang mengingatkan kita sekaligus memberikan kesempatan yang terbuka lebar untuk penghapusan dosa-dosa kita. Seperti yang disebutkan dalam hadits di atas, bahkan rasa sakit yang diakibatkan tertusuk duri sekalipun, itu adalah peluang emas dihapuskannya dosa-dosa kita. Hal itu terjadi jika kita menyikapi sakit kita dengan sikap bertafakur dan bersyukur. Bukan tenggelam dalam keluh kesah atau menggerutui keadaan.
Mungkin sebagian dari kita akan bertanya, lalu bagaimana dengan biaya yang harus dikeluarkan ketika masa penyembuhan atau perawatan selama sakit? Tidak perlu risau, karena bukankah rezeki itu Allah yang mengaturnya?
Allah SWT tidak akan membebani hamba-Nya dengan beban yang tidak akan sanggup untuk dipikulnya. Allah SWT yang akan mengatur semua, dengan cara-Nya.
Benar, sakit itu ada juga yang berlangsung lama dan menyakitkan. Tapi, tetaplah yakin bahwa sesungguhnya semua sudah terukur oleh Allah SWT. sesungguhnya Allah tidak akan berbuat zhalim terhadap hamba-hamba-Nya. Dia-lah yang Maha Tahu tentang kekuatan, kelemahan dan batas kemampuan kita. []
Sumber: 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup/Abdullah Gymnastiar/Emqies