Oleh: Daud Farma
ulviyeturk@gamil.com
MANUSIA kerap sekali menyalahkan setan, menyesali kesalahan dan dosa-dosa yang ia perbuat karena setan.
Telah memfitnah orang lalu salahkan setan, telah mengadu domba kemudian menyalahkan setan, telah menggunjingi tetangga yang barusan punya bini dua lantas menyalahkan setan, selingkuh salahkan setan, jadi penggombal wanita (زير النساء) salahakan setan, makan duit haram salahkan setan, malas baca al-Quran terus salahkan setan, bolos ikut kajian salahkan setan, malas turun dari lantai tujuh untuk jamaah di masjid salahkan setan, subuh kesiangan salahkan setan, telat jumatan salahkan setan, durhaka sama kedua orang tua salahkan setan, semuanya salah setan.
Tidak introspeksi diri. Tidak menyalahkan diri sendiri yang berperan lebih besar berbuat dosa daripada sebab bisikan setan. Sedangkan setan hanya membisikinya sekejap saja, dan tipu dayanya sungguhlah lemah.
Bisikan setan sebenarnya hanya sekali lewat saja, sekilas saja, seperti singgah sebentar, misal dua detik–walaupun kita tidak tahu pukul berapa jadwal setan menggoda manusia.
BACA JUGA: Tipu Daya Setan yang Jarang Disadari Manusia
Bisikan Maksiat, Salahkan Setan
Lalu manusia berbuat dosa seluarbiasa parahnya, besarnya, banyaknya. Misal setan telah menggodanya tadi pagi: ingin berbuat maksiat, lalu bisikan itu tidak bisa hilang sampai malam tiba bahkan esok paginya, masih saja tetap berkeinginan maksiat.
Ketika bisikan setan itu terlintas dan singgah dua detik, maka segeralah beristighfar sampai keinginan itu hilang, jika tidak hilang juga maka mininal beristighfarlah sebanyak tiga puluh tiga kali, jika tidak hilang juga maka beristighfarlah hingga sore hari, cobalah berpikir positif, olahraga, baca buku, dengarkan ceramah Habib Quraish Shihab yang dapat menggugah jiwa untuk taat dan semangat.
Manusia harusnya lebih kuat daripada setan, sebab manusia bisa memperoleh iman dengan proses ketaatan kepada Yang Maha Kuasa. Jika untuk meningkatkan iman mesti berproses, usaha, kehendak masing-masing manusia, maka sebenarnya berbuat dosa jugalah kehendak manusia itu sendiri walaupun mungkin awalnya dibisiki setan. Atau awalnya keinginan dari nafsu manusia lalu dibantu rayuan setan.
Manusia Tidak Bisa Kendalikan Diri, Salahkan Setan
Nafsu ataupun bisikan setan yang duluan, harusnya manusia punya kendali agar ia tidak meneruskan keinginannya. Jika manusia tidak mampu menghentikan kehendaknya untuk berbuat dosa, saat itulah ia dikalahkan oleh setan, ia lebih lemah daripada setan.
Hawa nafsu manusia lebih berperan berbuat dosa daripada bisikan setan.
“Syekh Ali Jumah, menekankan, setan hanya membisikkan secara sembunyi-sembunyi agar manusia melakukan perbuatan dosa. Sedangkan yang memerintahkan untuk berbuat dosa itu ialah diri manusia sendiri.”
BACA JUGA: Ini Dia Shalat yang Diganggu Setan
إِنَّ كَيۡدَ ٱلشَّيۡطَٰنِ كَانَ ضَعِيفًا ﴾
[ النساء: 76]
“Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” (Q.S. An-Nisa)
Jangan lupa memperbanyak dzikir dan shalawat agar tidak mudah menuruti hawa nafsu yang telah dicampuri bisikan setan. Salahkan setan? Salah. Tetapi manusia jauh lebih salah ketika ia meneruskan keinginannya untuk maksiat.
Wallahu ‘alam.
Washallallahu ‘ala Sayidina Muhammad wa ‘ala alihi wasahbihi wabarik wasallim. []