DIKISAHKAN oleh Ibnu Hisyam: Seorang ahli terpercaya berkata kepadaku, Jibril berkata kepada Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam, “Sampaikan kepada Khadijah salam dari Tuhannya.”
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam kemudian menemui Khadijah lalu bersabda, “Wahai Khadijah, ini dia Jibril menyampaikan salam dari Tuhanmu.”
Khadijah berkata, “Allah adalah kesejahteraan (Salam), dari-Nya kesejahteraan (salam), dan kesejahteraan (salam) juga atas Malaikat Jibril.” (HR. Al-Thabrani dalam dl-Kdbiir pada hadits 18979 dan Al-Haitsami dalam al-Majma’ pada hadits 15273. Juga diriwayatkan oleh Imam al-Thabrani dan dalam sanadnya ada Muhammad bin al-Hasan bin Zabalah, dia dikenal sebagai perawi yang lemah).
BACA JUGA: Ketika Malaikat Jibril Membelah Dada Nabi
Ibnu Ishaq berkata: Kemudian wahyu terputus dari Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam sehingga rasa sedih melanda Rasulullah. Setelah itu Jibril mengunjungi Rasulullah dengan membawa surat Adh-Dhuha. Di dalamnya Allah bersumpah dengannya Allah yang memuliakannya dengannya bersumpah kepada Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkannya dan tidak membencinya. Allah Ta’ala berfirman:
وَالضُّحَىٰ
وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ
Demi waktu matahanri sepenggalahan naik. Dan demi malam apabila telah sunyi. Tuhanmu tidak meninggalkan kamu dan tiada benci kepadamu (QS. adh-Dhuha: 1-3).
Yakni Tuhanmu tidak membiarkanmu, tidak pula meninggalkanmu, tidak membencimu sejak Dia mencintaimu. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ
Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan. (QS. adh-Dhuha: 4).
BACA JUGA: Tatkala Rasulullah Mengajarkan Adab di Dalam Masjid
Yakni, sesungguhnya kembalimu kepada-Ku itu jauh lebih baik daripada kenikmatan yang Aku berikan kepadamu di dunia.
وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ
Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu kamu menjadi puas. (QS. adh-Dhuha: 5).
Yakni, engkau puas dengan keberuntungan di dunia dan ganjaran di akhirat.
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ
وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ
وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَىٰ
Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. (QS. adh-Dhuha: 6-8).
Melalui ayat-ayat di atas Allah mengabarkan kemulian yang Dia karuniakan kepada Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa Sallam di dunia, juga karunia-Nya pada saat beliau yatim, miskin, tersesat, dan Allah menyelamatkan semua itu dengan rahmat-Nya.
فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ
وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ
Adapun terhadap anakyatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta maka janganlah kamu menghardiknya. (QS. Ad-Dhuha: 9-10).
Yakni, janganlah engkau menyombongkan diri, keji dan berucap kasar kepada hamba Allah yang lemah.
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). (QS. Adh-Dhuha: 11).
BACA JUGA: 7 Cara Berdagang Rasulullah SAW (1)
Yakni, nikmat Allah dan kemuliaan dalam berupa kenabian yang Allah karuniakan kepadamu hendaklah engkau jelaskan dan engkau ajak orang lain kepadanya.
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam menjelaskan nikmat-nikmat yang Allah berikan kepadanya dan kepada hamba-hamba Allah yang lain secara diam-diam termasuk keluarganya yang dia merasa aman dan percaya. []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media