YANG menyebarkan salam memiliki posisi sangat khusus di sisi Allah. Rasulullah ï·º bersabda, “Orang yang paling dekat dengan Allah ialah yang memulai salam.”
Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw, “Ya Rasulullah ï·º, ada dua orang yang bertemu, yang manakah yang memulai salam?”
Rasulullah ï·ºmenjawab, “Orang yang paling dekat dengan Allah.”
Apakah pengaruh salam bagi muslimin? Apa pengaruhnya bagi keutuhan muslimin? Rasulullah ï·º bersabda, “Maukah kalian kutunjukkan sesuatu yang bila kalian melakukannya akan menciptakan rasa saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.”
Salah satu sahabat yang kedudukan sangat mulia di sisi Rasulullah ï·º adalah Abdullah bin Umar, yang oleh Siti Aisyah dijuluki sosok yang akhlaknya mirip dengan Rasulullah ï·º. Salah satu kebiasaannya adalah menyebarluaskan salam.
Thufail bin Ubay pernah mendatangi Abdullah bin Umar. Lalu, mereka berdua pergi ke pasar.
Thufail berkata, “Ketika kami ke pasar, setiap bertemu dengan pedagang barang murah atau pedagang barang mahal, orang miskin atau siapa pun, Ibnu Umar selalu mengucapkan salam kepadanya.”
Thufail berkata lagi, “Pada hari lainnya, aku mendatangi Ibnu Umar. Lalu ia mengajakku pergi ke pasar. Kemudian, aku bertanya kepadanya, “Apa yang akan engkau lakukan di pasar? Engkau tidak pernah berhenti di depan barang dagangan, tidak pernah bertanya tentang harga barang yang dijual, tidak pernah melakukan tawar menawar, dan tidak pernah berbincang-bincang dengan orang-orang di pasar.”
BACA JUGA:Â Â Sejarah Ucapan Salam
Aku berkata, “Mari kira duduk berbicara di sini!”
Ibnu Umar menjawab, “Kita pergi ke pasar bertujuan mengucapkan salam, kita mengucapkan salam kepada setiap orang yang kita temui.” []
Sumber: Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin, al-I’tisham
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter. Redaksi berhak melakukan editing terhadap naskah tanpa mengubah maksud dan tujuan tulisan.