AKAD yang terucapkan saat awal pernikahan tentunya diniatkan untuk sepanjang hayat, dan berharap hanya ajal yang memisahkan keduanya. Mereka tentu juga berharap terwujud keluarga sakinah mawadah warahmah bukan?
Lalu cukupkah mengenal pasangan hanya dalam sesi taaruf saja, atau awal pertama menikah?
Baiti jannati adalah impian yang ingin terwujud nyata hingga akhir usia. Namun pada faktanya, impian indah itu tidak serta merta nyata di hadapan mata. Bahkan kadang butuh perjuangan dan pengorbanan panjang untuk bisa meraihnya. Dan tentu saja perlu peran serta keduanya, suami maupun istri.
Rumah tangga islami dibangun atas landasan keimanan kepada Allah untuk menggenapkan separuh agama, sebagai bagian ibadah kepadaNya. Ini menjadi modal awal yang sangat berharga untuk membangun keluarga harmonis, yang membuat keduanya saling merasa tenang dan aman berada disamping pasangannya.
Upaya untuk mengenal pasangan lebih dekat, lebih detil sangat dibutuhkan. untuk menjaga agar bahtera rumah tangga dan berlabuh dalam pangkuan ridha Allah.
Proses mengenal ini harus terus berlangsung sepanjang hayat, sebagai sebuah pembelajaran bagi keduanya agar perjalanan terasa menyenangkan.
Bila Rasulullah mengingatkan kita untuk belajar mulai dari ayunan hingga liang lahat, maka belajar mengenali pasangan pun demikian adanya. Mulai terucap akad, dan berjalan sepanjang hayat. Jika tidak demikian, maka tidak akan terbentuk pemahaman mendalam atas sifat dan karakter pasangan.
Padahal pemahaman yang mendalam atas pasangan merupakan salah satu kunci untuk dapat menjaga suasana keharmonisan dalam rumah tangga.
Karena itu, sudah seharusnya keduanya, suami maupun istri berusaha mengenali pasangannya dalam berbagai hal. Dengan memahami pasangan masing-masing, maka mereka dapat memilih cara yang tepat saat berkomunikasi. Adalah hal yang sangat penting untuk mengetahui kata berikut intonasi yang sebaiknya dihindari, kata yang dapat menimbulkan salah persepsi dan miskomunikasi.
Sama pentingnya untuk mengetahui kata atau kalimat yang membuatnya tersanjung, dihargai dan diakui. demikian juga penting untuk mengetahui cara terbaik saat menyampaikan satu perkara bahkan cara mengingatkan dan meluruskan pasangan agar tercapai tujuan yang diinginkan.
Adanya pemahaman yang mendalam, akan membuat kita mengerti atas sikap dan perilaku pasangan, sehingga muncul empati, tidak berburuk sangka dan dapat bersikap tepat yang membuat nyaman pasangan, termasuk ketika berbuat kesalaham.
Selanjutnya adalah ta’awun, saling menolong, dan takafful, saling memberikan jaminan, dalam bangunan keluarga.
Dua hal ini juga harus terwujud dalam keluarga, karena yang kita inginkan adalah bahagia dunia akherat dan berkumpul kelak disurgaNya. Jika proses belajar mengenal pasangan terus berjalan, maka hubungan suami istri akan makin harmonis, makin mesra, dan makin solid, karena mereka saling mengisi dan melengkapi, saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran, saling mengoptimalkan kelebihan dan meminimalisir kekurangan masing-masing.
Akhirnya akan terbentuk keluarga yang makin berkualitas dalam membangun ketakwaan kepada Allah. Dan tentu saja akan makin banyak menebar manfaat untuk umat. Inilah keluarga yang dirindu surga. Insya Allah. []
Sumber:Ummi